Lonjakan Transaksi QRIS Dorong Ketahanan Ekonomi Balikpapan dan PPU di Tengah Inflasi

Kamis, 04 Desember 2025 | 12:33:24 WIB
Lonjakan Transaksi QRIS Dorong Ketahanan Ekonomi Balikpapan dan PPU di Tengah Inflasi

JAKARTA - Pertumbuhan ekonomi digital di Balikpapan dan Penajam Paser Utara menunjukkan kekuatan yang tidak terduga meski tekanan inflasi semakin terasa pada masyarakat. Di tengah kenaikan harga pangan dan risiko gangguan pasokan, transaksi berbasis QRIS justru melonjak tajam dan memberikan sinyal positif bagi ketahanan ekonomi daerah.

Kondisi ini menjadi menarik karena pergerakan transaksi digital biasanya dipengaruhi daya beli yang fluktuatif saat harga kebutuhan pokok naik. Namun pada Oktober 2025, kedua daerah tersebut memperlihatkan tren berbeda yang justru mempertegas perubahan perilaku pembayaran masyarakat.

QRIS, sebagai instrumen pembayaran digital berbasis kode QR, menunjukkan peningkatan transaksi yang signifikan sepanjang bulan tersebut. Lonjakan ini menjadi indikator bahwa masyarakat tetap aktif melakukan belanja dan aktivitas ekonomi lainnya meski tekanan biaya hidup meningkat.

Pertumbuhan digital yang kuat ini sekaligus membuktikan bahwa adaptasi teknologi keuangan terus berkembang pesat. Peningkatan tersebut memberikan dorongan tambahan bagi sektor ritel, UMKM, serta konsumsi rumah tangga yang selama ini menjadi pilar ekonomi daerah.

Pertumbuhan Transaksi Digital Meroket di Balikpapan dan PPU

Data Oktober 2025 menunjukkan lonjakan penggunaan QRIS yang sangat menonjol di Balikpapan. Pertumbuhan transaksi pada periode ini mencapai 163,31 persen secara tahunan atau lebih tinggi dibandingkan September yang tercatat sebesar 150,31 persen.

Di Penajam Paser Utara, peningkatan transaksi QRIS juga tetap solid meski sedikit menurun dibandingkan bulan sebelumnya. Pertumbuhan pada Oktober mencapai 100,29 persen dan menunjukkan bahwa adopsi pembayaran digital tetap kuat di masyarakat.

Kinerja ini menggambarkan bahwa penggunaan QRIS semakin melekat dalam pola konsumsi harian warga. Kecepatan transaksi, ketersediaan fitur pembayaran, dan kemudahan penggunaan menjadi faktor yang mendorong kenaikan tersebut.

Lonjakan tersebut juga memperkuat harapan bahwa ekonomi daerah tidak sepenuhnya tertekan oleh kenaikan harga pangan. Aktivitas digital memberikan ruang bagi masyarakat untuk tetap berbelanja dengan cara yang efisien dan aman.

Pada saat bersamaan, penggunaan QRIS yang semakin meluas menjadi penanda bahwa ekosistem transaksi digital di kedua wilayah sudah berkembang dengan baik. Kondisi ini menempatkan Balikpapan dan PPU sebagai daerah dengan tingkat adopsi teknologi yang tinggi pada 2025.

Optimisme Konsumen Meningkat dan Pengaruhnya terhadap Belanja Masyarakat

Kepala Bank Indonesia Balikpapan, Robi Ariadi, menyampaikan bahwa kenaikan transaksi digital selaras dengan meningkatnya optimisme konsumen. Ia menjelaskan bahwa Indeks Keyakinan Konsumen telah mencapai posisi 123,8 pada periode tersebut.

“Lonjakan transaksi digital ini beriringan dengan peningkatan optimisme konsumen yang tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen sebesar 123,8,” tutur Robi Ariadi. Pernyataan tersebut menegaskan bahwa masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap kondisi ekonomi yang memungkinkan mereka untuk tetap melakukan konsumsi.

Robi juga melihat bahwa penguatan transaksi QRIS merupakan tanda bahwa daya beli tidak menurun meskipun harga beberapa komoditas naik. Kepercayaan masyarakat terhadap kondisi ekonomi menjadi faktor penting dalam menjaga perputaran uang.

“Pertumbuhan transaksi QRIS yang sangat kuat menunjukkan daya beli masyarakat tetap terjaga. Ini menjadi indikator penting bahwa konsumsi masih solid meskipun ada tekanan inflasi,” jelas Robi.

Optimisme ini sangat berpengaruh karena konsumsi rumah tangga merupakan penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan ekonomi daerah. Selama masyarakat masih melakukan pembelian barang dan jasa, aktivitas ekonomi dapat tetap bergerak positif.

Pola tersebut juga menunjukkan bahwa masyarakat semakin terbiasa dengan pembayaran non-tunai sebagai opsi yang lebih cepat. Hal ini memperkuat transformasi digital dalam transaksi sehari-hari.

QRIS Menjadi Penggerak Ekosistem UMKM dan Stabilitas Ekonomi Daerah

Robi menilai bahwa QRIS telah memberikan manfaat luas terutama pada sektor UMKM. Ia menyebutkan bahwa kehadiran QRIS membantu memperluas aktivitas ekonomi pelaku usaha kecil sekaligus mempercepat perputaran uang.

Menurutnya, semakin banyak pedagang yang memakai QRIS, maka semakin stabil ekosistem digital yang tercipta. Kondisi ini menjadi bantalan yang penting bagi perekonomian daerah ketika terjadi gejolak harga pangan.

Pemantauan transaksi juga menjadi lebih mudah berkat sistem digital yang transparan dan cepat diproses. Hal ini mendorong efisiensi yang lebih baik di sektor ritel maupun perdagangan harian.

Di sisi lain, peningkatan transaksi menjelang akhir tahun biasanya dipengaruhi aktivitas belanja yang meningkat. Libur panjang, persiapan kebutuhan rumah tangga, dan perjalanan antar daerah berkontribusi pada kenaikan pemakaian QRIS.

Robi juga menekankan bahwa masyarakat semakin mengutamakan kecepatan dan keamanan dalam bertransaksi. Perubahan perilaku ini menjadi faktor utama yang menggerakkan pertumbuhan pembayaran digital.

Dengan semakin banyaknya sektor yang mengadopsi QRIS, ekosistem ekonomi daerah menjadi lebih adaptif. Kecepatan transaksi dan kemudahan pembayaran menjadi keunggulan yang memperkuat ketahanan ekonomi.

Inflasi Tetap Harus Dijaga Agar Daya Beli Masyarakat Tidak Melemah

Meskipun transaksi digital terus mengalami pertumbuhan, Robi mengingatkan bahwa stabilitas harga tetap harus menjadi perhatian utama. Ia menegaskan bahwa daya beli masyarakat dapat terganggu apabila inflasi tidak dapat dikendalikan.

“QRIS memang membantu memperkuat konsumsi, tetapi stabilitas harga tetap menjadi kunci. Kami terus bersinergi dengan pemerintah melalui TPID untuk memastikan inflasi tetap terkendali,” ucapnya.

Koordinasi antara pemerintah daerah dan Bank Indonesia sangat penting dalam menjaga kelancaran pasokan pangan. Upaya ini dilakukan agar harga komoditas tetap stabil dan tidak memberikan tekanan tambahan pada masyarakat.

Selain itu, mitigasi risiko cuaca ekstrem juga harus diperkuat agar distribusi bahan pangan tetap terjaga. Gangguan pasokan dapat berdampak langsung pada tingginya inflasi di daerah.

Dengan menjaga harga tetap stabil, transaksi digital yang sedang tumbuh pesat dapat memberikan dampak ekonomi yang lebih optimal. Kombinasi kebijakan harga dan penguatan sistem pembayaran digital menjadi strategi yang saling melengkapi.

Ekonomi Daerah Diproyeksikan Tetap Stabil hingga Akhir Tahun 2025

Bank Indonesia memperkirakan bahwa perekonomian Balikpapan dan PPU dapat tetap stabil hingga akhir tahun 2025. Optimisme ini muncul dari kuatnya pertumbuhan transaksi digital dan tren konsumsi yang positif.

Kombinasi antara penguatan ekonomi digital dan pengendalian inflasi menjadi dasar dari proyeksi tersebut. Dengan ekosistem QRIS yang semakin mapan, aktivitas ekonomi dinilai lebih siap menghadapi tekanan harga pangan.

Bank Indonesia juga berkomitmen melanjutkan langkah mitigasi risiko sebagai bentuk antisipasi terhadap gejolak cuaca. Upaya ini memastikan agar pasokan tetap lancar dan konsumsi masyarakat tidak terganggu.

Kondisi ini memberikan harapan bahwa ekonomi daerah masih memiliki ruang tumbuh di tengah kondisi global yang tidak menentu. Pertumbuhan digital yang kuat menjadi modal penting dalam menjaga stabilitas ini.

Dengan perkembangan tersebut, Balikpapan dan PPU diharapkan mampu mempertahankan momentum ekonomi yang positif. Adaptasi masyarakat terhadap transaksi digital menjadi salah satu pendorong utama keberlanjutan pertumbuhan itu.

Terkini