JAKARTA - Perubahan kebiasaan bertransaksi masyarakat selama 2025 mendorong platform pembayaran digital untuk beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan pengguna. OVO menjadi salah satu layanan yang mengalami peningkatan signifikan berkat semakin luasnya adopsi QRIS di berbagai daerah.
Kenaikan penggunaan QRIS ini tidak hanya berdampak pada kenyamanan pengguna, tetapi juga memperkuat pertumbuhan kegiatan ekonomi pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Perubahan perilaku pembayaran ini terbukti memberi dampak langsung pada transaksi dan pendapatan merchant yang terintegrasi dalam ekosistem OVO.
Dalam pemaparan kinerja akhir tahun, OVO menegaskan bahwa layanan mereka telah menjadi pilihan utama masyarakat dalam memenuhi kebutuhan harian sepanjang 2025. Peningkatan transaksi terjadi merata di berbagai kategori, terutama makanan, transportasi, dan layanan digital.
Eddie Martono selaku Chief Operating Officer OVO menyampaikan bahwa lonjakan penggunaan QRIS menjadi salah satu faktor utama yang menggerakkan pertumbuhan transaksi di platform tersebut. Ia menegaskan bahwa kebijakan inklusivitas yang diterapkan turut mempercepat penetrasi layanan di wilayah pelosok.
Adopsi QRIS Meningkat Pesat, Transaksi UMKM Ikut Terkerek
OVO mencatat pertumbuhan penggunaan QRIS mencapai 61% sepanjang 2025 berdasarkan data internal yang dihimpun hingga awal Desember. Kenaikan ini mendorong peningkatan transaksi hingga 35% bagi sekitar 700.000 UMKM yang menggunakan layanan OVO dalam kegiatan operasional mereka.
“Dampak dari QRIS yang kami hadirkan, kami melihat peningkatan dari transaksi QRIS mencapai 61%,” ujar Eddie dalam acara Catatan Akhir Tahun OVO pada Rabu, 3 Desember 2025 di Jakarta. Ia menegaskan bahwa angka tersebut menunjukkan meningkatnya kepercayaan publik pada sistem pembayaran digital.
OVO kini telah menjangkau lebih dari 3 juta merchant QRIS yang sebagian besar merupakan pelaku UMKM. Merchant tersebut tersebar di lebih dari 800 kota dan kabupaten di seluruh Indonesia.
Upaya memperluas akses pembayaran digital juga diberikan untuk UMKM yang berada jauh dari pusat kota seperti Merauke, Takalar, dan Kolaka Timur. Langkah ini mencerminkan komitmen OVO dalam memperkuat inklusi keuangan nasional.
UMKM perempuan menjadi segmen yang memberikan kontribusi besar dengan hampir 50% dari total merchant UMKM yang berkembang bersama OVO. Wilayah dengan peningkatan UMKM perempuan tertinggi tercatat berada di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Eddie menjelaskan bahwa sepanjang 2025, masyarakat semakin mengandalkan OVO untuk berbagai kebutuhan harian. Penggunaan paling dominan terjadi di kategori makanan yang terus menjadi pilihan utama pengguna.
Aneka ayam, bakso, dan nasi goreng menjadi tiga produk kuliner yang paling sering dibeli menggunakan QRIS OVO. Perubahan pola transaksi ini menunjukkan bahwa pembayaran digital kian melekat dalam aktivitas kuliner masyarakat.
Fitur Rek-Wallet dan Integrasi Ekosistem Grab Mendorong Pertumbuhan
Pertumbuhan positif juga ditunjukkan oleh fitur Rek-Wallet OVO Nabung yang dirilis pada Mei 2025. Data OVO mencatat pengguna yang melakukan upgrade ke layanan ini mengalami peningkatan saldo rata-rata hingga dua kali lipat.
Selain itu, frekuensi transaksi juga naik hingga 60% per bulan bagi pengguna Rek-Wallet OVO Nabung. Kenaikan ini menandakan bahwa masyarakat semakin nyaman menjadikan dompet digital sebagai sarana penyimpanan dana harian.
Salah satu kelompok yang paling memanfaatkan fitur tersebut adalah Mitra Pengemudi Grab. Tercatat satu dari tiga pengemudi kini mengandalkan OVO Nabung sebagai dompet digital utama.
OVO juga memperluas metode pembayaran bagi pengguna melalui integrasi QRIS di seluruh ekosistem Grab. Pengguna cukup memindai kode QRIS yang disediakan pengemudi untuk membayar layanan GrabBike, GrabCar, GrabFood, dan GrabMart.
Sepanjang 2025, lebih dari 40 juta transaksi tercatat berasal dari pembayaran QRIS di dalam aplikasi Grab. Jumlah tersebut menunjukkan penerimaan yang sangat baik dari pengguna terhadap metode scan to pay yang lebih praktis.
Upaya Penertiban Akun Judi Online dan Kerja Sama dengan Regulator
Dalam kesempatan yang sama, OVO juga memaparkan langkah tegas mereka terhadap akun yang terlibat dalam aktivitas judi online. Melalui program Gerakan Bareng Ungkap Judi Online atau Gebuk Judol, OVO melakukan pemblokiran sebanyak 7.000 akun pada dua periode sepanjang 2025.
Pemblokiran dilakukan pada Januari–Februari dan Juli–Agustus 2025 sesuai temuan aktivitas yang terindikasi judi online. Eddie menyampaikan bahwa angka pemblokiran sebenarnya lebih besar di luar program resmi tersebut.
“Secara keseluruhan sebenarnya lebih dari itu, dan kami juga laporkan secara berkala ke PPATK,” jelas Eddie. Ia menegaskan bahwa laporan rutin tersebut menjadi bagian penting dalam upaya menjaga keamanan transaksi.
OVO bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Digital, PPATK, dan Bank Indonesia dalam pemberantasan judi online. Kolaborasi tersebut dinilai efektif karena transaksi judi online turun hingga 97% sepanjang tahun.
Selain menjaga keamanan, OVO juga menyalurkan pendanaan senilai Rp6 triliun kepada lebih dari 445.000 Mitra UMKM melalui layanan OVO Finansial. Pendanaan ini termasuk fasilitas modal untuk mitra pengemudi di bawah layanan GrabModal.
Memasuki 2026, OVO menargetkan penguatan sistem keamanan, perluasan akses layanan, dan peningkatan kualitas teknologi. Strategi tersebut akan dilaksanakan melalui kerja sama dengan penyedia jasa pembayaran nasional serta mitra cloud global.
OVO juga akan mengembangkan ekosistem terbuka dan terintegrasi yang dapat terkoneksi dengan berbagai platform digital lain. Langkah ini diharapkan mendukung program inklusi keuangan yang dicanangkan pemerintah.
“OVO memperkuat kemitraan dengan regulator, pemerintah, akademisi, dan industri untuk mendukung inklusi keuangan dan program pemerintah,” ujar Eddie. Ia menegaskan bahwa kolaborasi menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan pertumbuhan di tahun berikutnya.