Menperin Dorong Insentif Otomotif, Selamatkan Industri Kendaraan

Kamis, 04 Desember 2025 | 15:48:18 WIB
Menperin Dorong Insentif Otomotif, Selamatkan Industri Kendaraan

JAKARTA - Industri otomotif Indonesia tengah menghadapi tekanan berat.

Penurunan penjualan dan produksi menjadi tantangan serius bagi keberlangsungan sektor yang selama ini menjadi penggerak ekonomi.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan, industri otomotif perlu perhatian khusus dari pemerintah. Insentif menjadi salah satu upaya untuk menjaga stabilitas produksi, melindungi pekerja, dan meningkatkan daya saing produk dalam negeri.

Penurunan Penjualan dan Produksi Mobil

Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil secara wholesales Januari–Oktober 2025 tercatat 634.844 unit, turun 10,6 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara retail sales mencapai 660.659 unit, turun 9,6 persen dari periode yang sama tahun lalu.

Data Ditjen Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) menunjukkan produksi kendaraan turun menjadi 957.293 unit dari 996.741 unit pada 2024. Kondisi ini menandakan industri otomotif tengah menghadapi tantangan serius yang berdampak luas.

Manfaat Insentif bagi Ekosistem Otomotif

Agus menekankan, insentif industri otomotif diperlukan untuk memperkuat ekosistem dari hulu hingga hilir. Stimulus ini tidak hanya menjaga kelangsungan produksi, tetapi juga melindungi investasi, mencegah PHK, dan meningkatkan daya saing produk lokal.

“Sektor ini sangat penting, terlalu penting untuk diabaikan. Forward dan backward linkage-nya besar, penyerapan tenaga kerja tinggi, nilai tambah ekonominya signifikan,” ucap Agus. Hal ini menjadi dasar perjuangan Kemenperin agar insentif tetap diberikan.

Dampak Pelemahan Pasar Otomotif

Jika industri otomotif tidak mendapat dukungan, pelemahan pasar dapat berdampak domino. Penurunan utilisasi pabrik dan investasi bisa mengancam lapangan kerja, tidak hanya di sektor utama, tetapi juga pada industri komponen pendukung.

Agus menyebut kondisi saat ini “sedang berdarah-darah.” Penurunan daya beli masyarakat menjadi salah satu penyebab utama turunnya penjualan kendaraan. Oleh karena itu, stimulus dari pemerintah dianggap krusial untuk menstabilkan sektor ini.

Koordinasi dengan Pemerintah dan Pemangku Kepentingan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyatakan tidak ada insentif yang dialokasikan untuk otomotif tahun depan. Namun, Kemenperin tetap memperjuangkan agar sektor ini mendapatkan dukungan melalui usulan resmi ke pemerintah.

Agus menegaskan, hal ini merupakan tanggung jawab Kemenperin. “Yang salah kalau kami tidak perjuangkan. Kami akan tetap mengusulkan insentif atau stimulus untuk sektor otomotif,” katanya. Langkah ini menjadi upaya mencegah dampak berantai dari pelemahan pasar.

Sektor Otomotif sebagai Penopang Ekonomi

Industri otomotif bukan sekadar penjualan mobil atau sepeda motor. Sektor ini memiliki forward linkage ke berbagai industri terkait dan backward linkage dari pasokan komponen, logistik, hingga jasa penunjang.

Penyerapan tenaga kerja tinggi dan kontribusi nilai tambah ekonomi signifikan membuat industri otomotif layak mendapatkan perhatian ekstra. Agus menekankan bahwa stimulus akan membantu mempertahankan stabilitas sektor dan keberlangsungan lapangan kerja.

Upaya Strategis Kemenperin

Kemenperin mengupayakan insentif yang mampu menstabilkan produksi dan menjaga daya saing kendaraan domestik. Usulan ini mencakup berbagai bentuk stimulus, termasuk fiskal, non-fiskal, dan kemudahan regulasi.

Selain itu, Kemenperin juga mendorong perbaikan ekosistem industri otomotif agar lebih berkelanjutan. Langkah ini diharapkan mampu mendorong pertumbuhan industri, meski menghadapi kondisi pasar yang menantang.

Insentif Kunci Selamatkan Otomotif

Agus menegaskan, perjuangan mendapatkan insentif bukan sekadar formalitas. Hal ini penting untuk melindungi industri, pekerja, dan ekosistem otomotif yang luas.

Stimulus diharapkan dapat mengembalikan stabilitas produksi, menjaga investasi, dan meningkatkan daya saing mobil dalam negeri. Dengan dukungan tepat, industri otomotif Indonesia dapat tetap menjadi salah satu penggerak utama ekonomi nasional.

Terkini