JAKARTA - Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM), Muhaimin Iskandar, menyoroti kekurangan guru kejuruan di SMK 5 Makassar.
Data terakhir menunjukkan, tahun depan hanya tersisa tiga guru untuk jurusan geospasial dan pengelasan.
Fenomena ini menambah kompleksitas dalam pengelolaan pendidikan vokasi. Kekurangan guru berpotensi menurunkan kualitas pembelajaran dan menghambat persiapan siswa menghadapi dunia kerja.
“Ini harusnya ada solusi cepat, karena yang direkrut kadang-kadang tidak sesuai kompetensi yang dibutuhkan,” kata Cak Imin di Makassar, Rabu.
Permasalahan Rekrutmen dan Regenerasi Guru
Cak Imin menjelaskan, defisit guru terjadi karena minimnya rekrutmen sesuai kebutuhan. Selain itu, banyak guru yang memasuki masa pensiun, sehingga jumlah pengajar semakin berkurang.
“Saya mendorong agar regenerasi guru serta kesejahteraannya diperhatikan, misalnya dengan insentif untuk para tenaga pengajar,” ujarnya.
Kesejahteraan dan motivasi guru menjadi kunci agar sekolah vokasi dapat mempertahankan tenaga ahli yang kompeten. Program insentif dan pelatihan berkelanjutan menjadi langkah strategis untuk memperbaiki kondisi ini.
Masalah Akan Dibawa ke Rapat Menteri
Cak Imin memastikan permasalahan guru SMK 5 Makassar akan dibahas di rapat koordinasi bersama kementerian terkait. Tujuannya adalah mencari solusi cepat dan strategis agar kualitas pendidikan tidak terpengaruh.
“Ini saya akan bawa ke rapat koordinasi Mendikdasmen, Menteri Bappenas, dan beberapa menteri terkait agar solusi guru pensiun saya kira harus menjadi prioritas. Nanti insya Allah akan saya jadikan prioritas kita,” jelasnya.
Koordinasi lintas kementerian diharapkan dapat menghadirkan kebijakan yang mendukung rekrutmen guru, pemberian insentif, dan peningkatan kompetensi tenaga pengajar.
Dampak Kekurangan Guru terhadap SMK
SMK 5 Makassar sempat memiliki 40 guru jurusan geospasial dan pengelasan. Namun, minimnya rekrutmen guru baru dan guru pensiun menyebabkan kuantitas pengajar menurun drastis.
Kekurangan guru ini berimplikasi pada kualitas pembelajaran. Siswa berpotensi menghadapi keterbatasan materi dan praktik kejuruan, yang dapat mempengaruhi kesiapan mereka memasuki dunia kerja atau program vokasi lanjutan.
Selain itu, kekurangan guru juga berdampak pada pembagian tugas mengajar, yang bisa menimbulkan beban kerja berlebih bagi guru yang tersisa.
Program SMK Go Global sebagai Solusi Jangka Panjang
Untuk mengatasi masalah guru dan meningkatkan kompetensi siswa, Kemenko PM memiliki program SMK Go Global. Program ini menawarkan pelatihan dan sertifikasi bahasa bagi lulusan SMK agar bisa bekerja di luar negeri.
Pendekatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan siswa, tetapi juga menciptakan daya tarik profesi guru yang lebih kompetitif. Guru yang terlibat dalam program ini dapat memperoleh pengalaman internasional dan pengetahuan tambahan untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Dengan langkah ini, diharapkan SMK 5 Makassar bisa memperkuat pengajaran kejuruan dan mempersiapkan lulusannya menghadapi persaingan global.
Kesimpulan: Langkah Konkret Menyikapi Kekurangan Guru
Cak Imin menekankan perlunya solusi cepat untuk mengatasi kekurangan guru di SMK 5 Makassar. Fokus utama adalah rekrutmen guru sesuai kompetensi, pemberian insentif, dan koordinasi lintas kementerian.
Program SMK Go Global menjadi salah satu strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi, sekaligus mempersiapkan siswa siap bekerja di tingkat internasional.
Dengan perhatian serius dari pemerintah, diharapkan SMK 5 Makassar dapat menjaga kualitas pengajaran kejuruan dan mengurangi dampak kekurangan guru pada masa depan pendidikan vokasi.