Harga Batu Bara Merosot Akibat Kebijakan Baru India: Dampak dan Proyeksi Pasar

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:30:12 WIB
Harga Batu Bara Merosot Akibat Kebijakan Baru India: Dampak dan Proyeksi Pasar

JAKARTA - Perubahan kebijakan energi India baru-baru ini mengakibatkan penurunan harga batu bara secara signifikan. Pada Selasa, pasar batu bara global menyaksikan penurunan harga yang tajam, dipicu oleh keputusan pemerintah India untuk tidak lagi mewajibkan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) domestik mencampur batu bara impor selama musim panas kali ini.

Harga Batu Bara Turun di Pasar Global

Harga batu bara Newcastle untuk Februari 2025 mengalami pelemahan sebesar USD 0,25 per ton, yang kini diperdagangkan pada USD 102. Sedangkan untuk kontrak Maret 2025 terkoreksi lebih dalam sebesar USD 0,9 per ton menjadi USD 102,1, dan April 2025 jatuh signifikan USD 1,1 per ton menjadi USD 105. Kondisi serupa terjadi di pasar batu bara Rotterdam, di mana batu bara untuk Februari 2025 turun sebesar USD 0,35 menjadi USD 99,75 per ton, sementara kontrak untuk Maret 2025 dan April 2025 masing-masing merosot USD 3,1 dan USD 2,9, menetap di level USD 94,25 dan USD 93,7 per ton.

India Hentikan Kebijakan Pencampuran Batu Bara Impor

India, salah satu konsumen batu bara terbesar dunia, telah mengumumkan kebijakan baru yang berhenti mewajibkan PLTU untuk mencampur batu bara impor dalam produksi listrik selama musim panas ini. Keputusan ini diambil setelah evaluasi stok batu bara dalam negeri yang dinilai cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan energi nasional.

Menurut laporan Moneycontrol, ini adalah kali pertama dalam lebih dari tiga tahun terkahir, pemerintah India memutuskan untuk menghentikan kebijakan ini, yang sebelumnya diterapkan pertama kali pada Oktober 2021 sebagai respon terhadap stok batu bara yang turun ke level kritis. "Untuk bulan-bulan mendatang, Kementerian Batu Bara optimistis dapat menyediakan pasokan yang cukup bagi PLTU. Oleh karena itu, kebijakan pencampuran batu bara impor tidak diperlukan saat ini," ujar seorang pejabat senior Kementerian Batu Bara India.

Proyeksi Permintaan Listrik India

Meski India bergerak menuju peningkatan penggunaan energi terbarukan, batu bara tetap menjadi tulang punggung pasokan energi negara ini. Menteri Energi Manohar Lal Khattar memperkirakan bahwa permintaan listrik akan mencapai rekor 270 gigawatt (GW) pada puncak musim panas tahun ini. "Tahun ini, stok batu bara di PLTU cukup dan kami yakin dapat memenuhi permintaan puncak hingga 270 GW selama musim panas," jelas Khattar.

Kementerian Batu Bara India berencana menyediakan pasokan batu bara hingga 906 juta ton untuk memastikan kebutuhan energi nasional terpenuhi. Sejalan dengan itu, Ketua Otoritas Listrik Pusat (CEA), Ghanshyam Prasad mengatakan bahwa meskipun ada peningkatan dalam bauran energi terbarukan, komposisi energi untuk memenuhi permintaan listrik musim panas ini diperkirakan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu. "Tahun lalu, PLTU menyumbang 74% dari total pasokan listrik untuk memenuhi permintaan puncak sebesar 250 GW. Tahun ini, kami memperkirakan kontribusi PLTU akan berada di kisaran 70-74%, sementara energi terbarukan diperkirakan meningkat sekitar 2-3%. Kontribusi tenaga air diperkirakan tetap di angka 7-11%," ungkap Prasad.

Dampak dan Respons Global

Keputusan India untuk mengandalakan stok batu bara domestik telah memberikan dampak yang menjalar hingga pasar batu bara global. Kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi harga batu bara, namun juga mempengaruhi pelaku pasar dan pemangku kepentingan di industri batu bara. Analis pasar mengantisipasi bahwa negara-negara produsen batu bara utama, terutama yang memasok ke India, harus menyesuaikan strategi ekspor mereka untuk menghadapi tantangan baru ini.

Sejumlah investor dan trader dalam pasar komoditas terus memantau perkembangan kebijakan di India, mengingat negara ini berperan penting dalam permintaan batu bara global. Pengamat industri memprediksi bahwa penurunan harga ini bisa bersifat sementara jika India kembali mengandalkan impor dalam jangka panjang.

Kebijakan baru India dalam meniadakan kewajiban pencampuran batu bara impor telah mengubah dinamika pasar batu bara global secara signifikan. Meski demikian, dengan stok batu bara domestik yang memadai, India berharap dapat meredam lonjakan biaya energi dan mempertahankan stabilitas pasokan listrik. Dunia kini menantikan bagaimana kebijakan ini akan beradaptasi dengan kebutuhan energi berkelanjutan dan bagaimana dampaknya terhadap sektor batu bara dalam jangka panjang. Seiring perkembangan ini, berbagai pihak di industri perlu terus mengikuti dan beradaptasi dengan perubahan kebijakan yang dapat mempengaruhi pasar global batu bara.

Terkini