Antusiasme Tinggi: Hampir 200 Ribu Warga Indonesia Manfaatkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

Rabu, 26 Februari 2025 | 13:35:59 WIB
Antusiasme Tinggi: Hampir 200 Ribu Warga Indonesia Manfaatkan Program Pemeriksaan Kesehatan Gratis

JAKARTA - Hampir 200 ribu warga Indonesia telah berpartisipasi dalam program cek kesehatan gratis yang dicanangkan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Inisiatif ini tercatat sejak periode 10 hingga 22 Februari 2025 dan berhasil menarik perhatian masyarakat dari berbagai kalangan usia. Program ini merupakan salah satu langkah strategis untuk meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat dan mencegah penyakit sedini mungkin.

Menurut data yang dilansir oleh Kementerian Kesehatan, sebanyak 199.910 orang dari 38 provinsi di Indonesia telah mendaftar, memanfaatkan fasilitas pemeriksaan kesehatan yang tersedia di 8.081 puskesmas. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, menyatakan, "Sudah ada hampir 200 ribu orang yang ikut cek kesehatan gratis,".

Rincian lebih lanjut menunjukkan bahwa kelompok usia 40-59 tahun mendominasi jumlah pendaftar, dengan 70.619 orang terdaftar. Ini diikuti oleh kelompok usia 30-39 tahun sebanyak 56.058 orang, serta kelompok dewasa muda berusia 18-29 tahun yang mencapai 36.705 pendaftar. Para lansia juga tidak ketinggalan, dengan total pendaftar mencapai 22.328 orang.

Selain itu, partisipasi dari kelompok balita dan anak prasekolah mencapai 9.883 anak, sementara bayi baru lahir tercatat sebanyak 4.385 pendaftar. Tingginya angka partisipasi ini menunjukkan kesadaran masyarakat yang semakin meningkat akan pentingnya kesehatan sejak dini.

Secara geografis, provinsi Jawa Tengah merupakan yang paling banyak berkontribusi terhadap jumlah keseluruhan pendaftar, mencapai 37,79 persen. Bahkan, beberapa daerah yang akses kesehatannya relatif sulit, seperti Papua Tengah dan Papua Pegunungan, juga menunjukkan partisipasi meskipun jumlahnya masih di bawah 100 peserta. Nadia mengungkapkan, "Ini menunjukkan di wilayah-wilayah yang terbatas aksesnya, juga kita sudah upayakan untuk memberikan cek kesehatan gratis."

Program pemeriksaan kesehatan ini mencakup berbagai tes medis yang disesuaikan dengan kelompok usia masing-masing peserta. Bayi baru lahir diperiksa untuk mendeteksi kekurangan hormon tiroid bawaan, kekurangan enzim pelindung sel darah merah (G6PD), dan kelainan lainnya. Sementara itu, balita dan anak prasekolah diperiksa untuk memantau pertumbuhan, perkembangan, serta mendeteksi penyakit seperti tuberkulosis dan masalah pada mata serta gigi.

Untuk dewasa dan lansia, program ini fokus pada faktor risiko utama seperti merokok, tingkat aktivitas fisik, status gizi, dan tekanan darah. Pemeriksaan juga dilakukan untuk mendeteksi risiko stroke, risiko jantung, fungsi ginjal, dan penyakit kronis lainnya termasuk berbagai jenis kanker seperti kanker payudara, kanker leher rahim, dan kanker paru-paru. Pemeriksaan kesehatan lainnya mencakup tes untuk penyakit hati seperti hepatitis B, C, dan sirosis, serta penilaian kesehatan mental.

Lebih jauh lagi, pasangan calon pengantin juga mendapatkan perhatian khusus melalui pemeriksaan anemia, sifilis, dan HIV. Sementara untuk populasi usia tua (geriatri), pemeriksaan lebih terperinci diberikan seiring dengan meningkatnya faktor risiko usia lanjut.

Program cek kesehatan gratis ini tidak hanya sekadar pemeriksaan, tetapi juga bagian dari upaya pencegahan dengan memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat. Melalui pengenalan faktor risiko serta deteksi dini penyakit, diharapkan angka morbiditas dan mortalitas penyakit tidak menular dan kronis dapat ditekan. Program ini merupakan wujud nyata pemerintah untuk mengimplementasikan pelayanan kesehatan yang inklusif dan merata di seluruh Indonesia.

Dengan upaya yang semakin gencar dari pemerintah, diharapkan semakin banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya pemeriksaan kesehatan rutin. Partisipasi masyarakat dalam program ini adalah salah satu langkah awal untuk menciptakan bangsa yang sehat dan produktif. Kesadaran serta tindakan preventif yang kuat akan menjadi kunci utama dalam menciptakan generasi yang lebih sehat di masa mendatang.

Terkini