Persebaya Surabaya dan Kehilangan Besar: Uston Nawawi Mengenang Bejo Sugiantoro, Sang Legenda Liga Indonesia

Rabu, 26 Februari 2025 | 14:37:03 WIB
Persebaya Surabaya dan Kehilangan Besar: Uston Nawawi Mengenang Bejo Sugiantoro, Sang Legenda Liga Indonesia

JAKARTA - Persebaya Surabaya kembali berada dalam sorotan, namun kali ini dengan berita duka yang menyelimuti dunia sepak bola Indonesia. Tidak hanya dikenal sebagai "Bajol Ijo," nama yang melegenda dalam jagat sepak bola nasional, Persebaya juga diisi oleh sosok-sosok fenomenal yang telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi tim. Salah satu dari mereka adalah Bejo Sugiantoro, seorang pemain yang dikenal karena dedikasinya, kerja keras, dan disiplin yang tinggi. Sayangnya, pada Selasa 25 Februari 2025, Bejo Sugiantoro mengembuskan napas terakhirnya, meninggalkan kenangan yang tak terlupakan bagi rekan setim dan para pendukung.

Uston Nawawi, yang kini menjabat sebagai asisten pelatih Persebaya, berbagi cerita tentang masa-masa kejayaannya bersama Bejo Sugiantoro. Keduanya pernah menjadi tandem yang harmonis, mencatatkan sejarah indah dengan membawa Persebaya meraih gelar juara Liga Indonesia pada periode 1996-1997 dan 2004. "Yang tidak bisa dilupakan, tentunya membawa Persebaya juara dua kali bersama beliau," ujar Uston mengenang, ketika ditemui di Stadion Gelora 10 Nopember, Tambaksari. Kemenangan ini tidak hanya menjadi pencapaian bagi tim, tetapi juga mengukuhkan posisi keduanya dalam sejarah sepak bola Indonesia.

Uston menambahkan, Bejo adalah sosok yang tak mau kalah dan selalu menunjukkan performa terbaik, baik saat bermain di lapangan maupun ketika menjalani peran sebagai pelatih. "Apalagi dia (Bejo) itu pemain belakang, tahu sendiri dia orangnya enggak mau kalah. Terus orangnya kan cukup fight (bertarung) kalau bermain, dengan segala kelebihannya," lanjutnya. Keteguhan prinsip dan keberaniannya bertarung di lapangan membuat Bejo menjadi figur teladan bagi generasi pemain berikutnya.

Kabar duka meninggalnya Bejo Sugiantoro tidak hanya mengejutkan Uston, tetapi juga seluruh komunitas pencinta sepak bola. Beberapa waktu sebelumnya, Uston sempat bermain bersama Bejo di Stadion Gelora Bung Tomo (GBT) Surabaya. Kenangan akan kebersamaan tersebut kian menambah rasa kehilangan yang dirasakannya. "Umur tidak ada yang tahu, salah satu teman terbaik saya hari ini tidak ada. Kami turut berduka cita, berbela sungkawa. Saya yakin dia husnul khatimah, karena kita tahu bagaimana Coach Bejo," ungkapnya penuh haru.

Kepastian meninggalnya Bejo Sugiantoro juga dibenarkan oleh CEO Deltras Sidoarjo, Amir Burhanudin. Dalam wawancara, Amir menjelaskan bahwa Bejo sempat tidak sadarkan diri saat bermain sepak bola di lapangan kawasan SIER. "Iya (Bejo meninggal dunia), tadi sore main sepak bola, terus lagi enggak sadarkan diri," kata Amir ketika dikonfirmasi. Segera setelah itu, Bejo dibawa ke RS Royal Hospital yang terletak di dekat lokasi kejadian. Namun, nasib berkata lain, pada pukul 17.20 WIB, Bejo dinyatakan meninggal dunia oleh pihak medis. "Dibawa ke rumah sakit di depannya lapangan (SIER) itu, RS Royal Hospital, terus enggak nututi (keburu), pukul 17.20 WIB dinyatakan meninggal dunia sama dokter," tambah Amir dengan nada sedih.

Penyebab meninggalnya Bejo diduga serangan jantung yang dialaminya saat bermain sepak bola, karena aktivitas fisik yang tergolong tinggi. Duka yang dirasakan oleh keluarga dan rekan-rekannya, serta komunitas sepak bola Indonesia, menjadi pembelajaran berharga tentang kesehatan dan pentingnya menjaga kondisi tubuh terutama bagi para atlet.

Kepergian Bejo Sugiantoro meninggalkan warisan besar bagi Persebaya Surabaya dan dunia sepak bola Indonesia. Sosoknya akan selalu diingat sebagai seorang pemain belakang tangguh dan pelatih berdedikasi tinggi, yang telah menginspirasi banyak generasi pesepak bola. Uston Nawawi dan banyak tokoh sepak bola lainnya berkomitmen untuk melanjutkan warisan semangat dan dedikasi yang telah ditanamkan Bejo. Semangat itu tidak hanya memajukan Persebaya, tetapi juga menginspirasi seluruh pecinta sepak bola di tanah air. Kepergian Bejo memang meninggalkan duka, namun semangat, dedikasi, dan kecintaannya pada sepak bola akan terus hidup dalam hati para Bonek, pendukung setia Persebaya. Semua juga berharap, ke depan, dunia sepak bola Indonesia semakin memperhatikan pentingnya kesehatan dan kesejahteraan para pemain dan atlet, agar kisah-kisah pilu seperti ini tidak perlu terulang.

Terkini