JAKARTA - PT Bank BCA Syariah (BCA Syariah) berhasil meraih pertumbuhan positif di tahun 2024, mencatatkan hasil yang mengesankan pada berbagai indikator kinerja finansial. Pertumbuhan ini tercermin dalam kenaikan signifikan pada aset, pembiayaan, serta Dana Pihak Ketiga (DPK) yang terus menunjukkan tren positif. Di tengah persaingan ketat di industri perbankan syariah, BCA Syariah berhasil mempertahankan posisinya dengan mengedepankan efisiensi dan inovasi yang berkelanjutan.
Presiden Direktur BCA Syariah, Yuli Melati Suryaningrum, dalam pemaparan kinerja perusahaan di kantor pusat BCA Syariah, Jakarta. menyatakan, “BCA Syariah melewati 2024 dengan pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan yang solid ini didorong oleh kemampuan perusahaan untuk mengakselerasi teknologi dan adaptasi layanan yang didukung oleh pengelolaan sumber daya manusia dan manajemen risiko yang baik.” Hal ini menunjukkan bahwa BCA Syariah tidak hanya berhasil secara finansial, tetapi juga menerapkan manajemen yang solid dalam menghadapi tantangan pasar.
Selama tahun 2024, BCA Syariah berhasil meningkatkan laba sebesar 19,5% secara tahunan (YoY), yang sebagian besar didorong oleh peningkatan pembiayaan yang berkualitas. Meskipun ada tantangan dalam sektor perbankan secara umum, bank ini mampu mengelola operasional secara efisien, dengan rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) yang berada di angka 79%. Hal ini menunjukkan bahwa BCA Syariah berhasil menjaga keseimbangan antara pendapatan dan beban operasional, sebuah pencapaian yang signifikan di tengah kondisi ekonomi yang bergejolak.
Aset BCA Syariah tercatat tumbuh sebesar 15% secara tahunan pada Desember 2024, mencapai Rp 16,6 triliun. Pertumbuhan aset ini didukung oleh peningkatan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang signifikan di semua produk, termasuk tabungan, giro, dan deposito. DPK BCA Syariah pada akhir 2024 tercatat sebesar Rp 13,2 triliun, tumbuh 20,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Salah satu komponen penting dalam pertumbuhan ini adalah dana murah (Current Account Saving Account atau CASA) yang tercatat tumbuh 19,4%, dengan komposisi CASA mencapai 37,8% dari total DPK.
Yuli menjelaskan bahwa perolehan dana murah yang baik ini merupakan hasil dari upaya intensif dalam meningkatkan kepercayaan nasabah melalui produk-produk perbankan yang memenuhi kebutuhan mereka. “Peningkatan dana tabungan sebesar 17,9% dan giro sebesar 21% menjadi bukti bahwa masyarakat semakin tertarik untuk menabung di BCA Syariah. Hal ini juga menunjukkan adanya peningkatan kesadaran akan manfaat layanan perbankan syariah,” ujarnya.
Selain itu, BCA Syariah juga berhasil menjaga komposisi pembiayaan yang sehat. Pada 2024, total pembiayaan yang disalurkan mencapai Rp 10,7 triliun, tumbuh 18,9% dibandingkan tahun sebelumnya. Pembiayaan komersial menjadi kontributor utama, dengan jumlahnya mencapai Rp 7,4 triliun dan tumbuh 17% YoY. Pembiayaan ini didistribusikan secara merata, mencakup berbagai sektor, baik komersial, UMKM, maupun sektor lainnya, dengan tetap mengedepankan prinsip kehati-hatian.
Salah satu pencapaian yang patut dicatat adalah rendahnya angka Non-Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah yang tercatat di posisi 1,54%, jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh regulator. Angka NPF yang rendah ini menunjukkan bahwa BCA Syariah berhasil menjaga kualitas pembiayaan dan mengelola risiko dengan baik.
BCA Syariah tidak hanya berfokus pada aspek finansial, tetapi juga pada pengembangan layanan digital. Sebagai bagian dari upaya untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan nasabah, pada Agustus 2024, BCA Syariah meluncurkan aplikasi mobile banking baru, BSya. Aplikasi ini menjadi salah satu inisiatif strategis untuk mendukung penghimpunan CASA dengan menghadirkan fitur-fitur unggulan yang sangat relevan dengan tren transaksi digital yang semakin berkembang.
"BSya hadir untuk merespons perkembangan tren transaksi digital yang semakin pesat. Dalam mengembangkan BSya, kami fokus pada fitur sesuai dengan masukan-masukan yang diberikan nasabah melalui berbagai kanal reviu, sehingga BSya benar-benar hadir untuk meningkatkan kenyamanan dan kemudahan transaksi nasabah," kata Yuli.
Aplikasi BSya tidak hanya menawarkan kemudahan dalam transaksi, tetapi juga dilengkapi dengan berbagai keunggulan, seperti bebas biaya transfer ke Bank BCA, bebas biaya tarik tunai cardless di ATM BCA, bebas biaya top-up Flazz, serta fitur-fitur yang mendukung kebutuhan ibadah, seperti setoran biaya haji, petunjuk arah kiblat, dan transfer zakat.
Pengembangan fitur BSya yang berkelanjutan akan terus dilakukan, dengan tujuan untuk meningkatkan pengalaman nasabah dan mendorong pertumbuhan jumlah nasabah BCA Syariah pada tahun 2025. Dengan adanya aplikasi ini, nasabah dapat dengan mudah membuka rekening secara online, tanpa perlu datang ke cabang, memberikan kenyamanan lebih dalam bertransaksi.
Ke depan, BCA Syariah optimis dapat meraih pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2025. Dengan mempertimbangkan prospek ekonomi yang positif, proyeksi regulator, serta strategi bisnis yang akan diterapkan, BCA Syariah menargetkan pertumbuhan double digit pada aset, DPK, dan pembiayaan pada akhir tahun 2025. Strategi tersebut diyakini akan mendukung BCA Syariah dalam mempertahankan kinerja positif dan memperkuat posisinya di pasar perbankan syariah.
"Berdasarkan proyeksi ekonomi yang ada dan langkah-langkah strategis yang telah kami siapkan, kami sangat optimis bisa mencatatkan pertumbuhan yang signifikan di 2025. Kami akan terus berinovasi dan meningkatkan layanan kepada nasabah, terutama dalam memanfaatkan teknologi digital untuk memberikan pengalaman perbankan yang lebih baik," tambah Yuli.
Dengan hasil kinerja yang positif di 2024 dan rencana ambisius untuk 2025, BCA Syariah menunjukkan bahwa bank syariah memiliki potensi besar dalam menghadapi tantangan pasar yang semakin dinamis, serta dapat terus tumbuh dan berkembang dengan inovasi yang tepat.