Penguatan Posisi Industri Kosmetik: Upaya Indonesia Menjadi Pemain Utama di Pasar Global

Jumat, 21 Februari 2025 | 11:24:25 WIB
Penguatan Posisi Industri Kosmetik: Upaya Indonesia Menjadi Pemain Utama di Pasar Global

JAKARTA - Industri kosmetik Indonesia telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan dalam beberapa tahun terakhir, menjadikannya salah satu sektor kunci dalam perekonomian nasional. Produk kosmetik lokal kini tidak hanya mendominasi pasar domestik, tetapi juga secara aktif berupaya merebut peluang di pasar internasional.

Kementerian Perindustrian (Kemenperin) secara aktif mendukung berbagai inisiatif untuk meningkatkan inovasi, menjaga keberlanjutan, dan memperluas jangkauan pasar kosmetik Indonesia ke pasar global. "Kami mengapresiasi usaha para pelaku industri kosmetik lokal yang mampu bertahan dan bahkan tumbuh meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi global," ungkap Reni Yanita, Dirjen Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA).

Sejak pandemi berakhir, sektor kosmetik Indonesia tumbuh lebih dari 77 persen, dengan jumlah pelaku usaha meningkat dari 726 pada tahun 2020 menjadi 1.292 pada tahun 2024. Pertumbuhan ini menonjolkan daya saing dan inovasi yang telah diadopsi oleh industri kosmetik nasional.

Pemerintah juga mendukung acara Female Daily Future of Beauty Summit 2025, sebuah platform yang diharapkan mampu menjadi wadah pertukaran pengetahuan dan strategi untuk masa depan industri kosmetik Indonesia. Dengan acara ini, diharapkan dapat dicapai kolaborasi yang kuat antara para pelaku industri yang akan mendorong Indonesia menjadi pemain utama di pasar kosmetik global.

Proyeksi oleh Kemenperin menunjukkan bahwa pasar kosmetik Indonesia berpotensi mencapai USD9,7 miliar pada tahun 2025, dengan pertumbuhan tahunan yang diperkirakan mencapai 4,33 persen hingga tahun 2030. Angka ini menandakan adanya permintaan yang terus meningkat di industri ini. Dalam skala global, pasar kosmetik diproyeksikan akan mencapai USD677,2 miliar pada tahun 2025, dengan pertumbuhan sekitar 3,37 persen per tahun.

Kekuatan demografis menjadi salah satu aset utama Indonesia dalam mendukung pertumbuhan industri ini. Dengan populasi wanita yang mencapai lebih dari 141,8 juta jiwa dan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perawatan diri, Indonesia memiliki peluang besar untuk menggali potensi pasar kosmetik lebih dalam.

Tren kosmetik halal juga menjadi salah satu sorotan utama dalam perkembangan industri kosmetik Indonesia. Sebagai konsumen kosmetik halal terbesar kedua di dunia, konsumsi produk ini di Indonesia telah mencapai USD5,4 miliar pada tahun 2022. "Hal ini menunjukkan potensi yang sangat besar bagi industri kosmetik halal untuk terus berkembang," jelas Reni Yanita.

Selain pertumbuhan yang berkelanjutan, industri kosmetik Indonesia juga berfokus pada aspek keberlanjutan dan inovasi. Banyak produsen lokal beralih ke penggunaan bahan-bahan alami yang ramah lingkungan, mengikuti tren global yang diadopsi oleh lebih dari 60 persen konsumen di berbagai negara, termasuk Indonesia.

Indonesia, yang kaya akan biodiversitas dengan lebih dari 30 ribu jenis tanaman berkhasiat, juga menjadi keuntungan kompetitif dalam mendukung pengembangan industri kosmetik yang berkelanjutan. "Kami berkomitmen untuk memperkuat ekosistem industri ini agar lebih kompetitif dan berkelanjutan," tambah Reni Yanita.

Dalam upaya lebih lanjut memperkuat industri kosmetik, Kemenperin mendukung fasilitas riset dan pengembangan bahan baku alami melalui inisiatif di House of Wellness, Jakarta. Selain itu, pemerintah memfasilitasi akses pasar internasional melalui keikutsertaan dalam pameran global, seperti Turkey Halal Expo dan Almaty Kazakhstan Halal Expo.

Untuk mengapresiasi pelaku usaha industri halal, Kemenperin menyelenggarakan Indonesia Halal Industry Award (IHYA) setiap tahun. Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan daya saing serta popularitas produk kosmetik halal Indonesia di pasar global.

Melangkah ke depan, pemerintah berencana memperkuat industri kosmetik halal dengan memberlakukan kebijakan sertifikasi halal mulai tahun 2026. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan volume ekspor kosmetik halal Indonesia, terutama ke negara-negara dengan permintaan tinggi seperti Malaysia dan Uni Emirat Arab.

Dengan dukungan kebijakan pemerintah dan inisiatif berbagai pelaku industri, sebesar optimisme bahwa sektor kosmetik Indonesia dapat terus mengembangkan sayapnya di kancah internasional. Dengan potensi yang ada, industri ini siap menjadi motor penggerak ekonomi yang berdaya saing tinggi dan berkelanjutan di pasar global.

Terkini