JAKARTA - JP Morgan memandang bahwa kehadiran Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dapat bertindak sebagai katalis positif dalam menggerakkan pasar modal Indonesia. Henry Wibowo, selaku Executive Director JP Morgan Indonesia, menilai bahwa keberhasilan Danantara dapat dicapai melalui eksekusi yang terarah dan didukung oleh tim yang kompeten.
"Saya sebenarnya cukup positif terhadap Danantara. Jika eksekusinya baik, jika dapat dilaksanakan dengan baik, dengan tim yang baik juga, Danantara bisa potensial menjadi value up untuk Indonesia," ujar Henry Wibowo saat berbicara di Bloomberg Technoz Economic Outlook 2025, Kamis.
Danantara: Sebuah Harapan Baru
Danantara diharapkan menjadi fondasi yang kuat dalam mendongkrak nilai investasi di Indonesia. Dengan aset yang diharapkan mampu mengelola sekitar US$100 miliar, Henry menekankan bahwa inisiatif serupa telah dilakukan oleh Korea Selatan dan berhasil meningkatkan performa pasar modal mereka. Dia menggambarkan bahwa leveraging aset hingga mencapai angka US$20 miliar bisa menjadi langkah awal bagi Danantara untuk mendukung pertumbuhan pasar modal dengan suntikan dana sebesar US$1-3 miliar.
"Itu dari sesuatu hal yang mungkin banyak tanda tanya, akan bisa menjadi katalis positif," ucap Henry menambahkan.
Pentingnya Kejelasan dan Transparansi
Meskipun demikian, JP Morgan menekankan bahwa pentingnya detail dari kejelasan dan transparansi di seluruh tahap pelaksanaan Danantara. Transparansi ini penting untuk mengukur dampak potensial yang bisa dihasilkan oleh Danantara. Rincian mengenai rencana investasi dan operasional harus dipastikan demi memaksimalkan potensi dampak positif tersebut.
Luhut: Danantara Memiliki Potensi Ekspor Modal
Ketua Dewan Ekonomi Nasional, Luhut Binsar Pandjaitan, turut menambahkan perspektifnya mengenai potensi besar yang dimiliki oleh Danantara. Beliau menyebutkan bahwa dengan aset yang bisa mencapai US$900 miliar, potensi keuntungan besar dari inisiatif ini dapat digunakan untuk menggalang dana hingga US$25 miliar.
"Dengan profit dari ini, kita bisa dengan mudah menggalang dana sekitar US$20-US$25 miliar, sehingga kita bisa berinvestasi sendiri," ujar Luhut.
Luhut juga menyoroti potensi Danantara untuk membentuk Joint Venture (JV) dengan perusahaan luar negeri, yang dapat membuka peluang investasi yang lebih luas bagi Indonesia. Menurutnya, Danantara tidak hanya akan menempatkan nama tetapi juga menggandeng mitra profesional untuk memastikan pengelolaan yang efektif dan akuntabel.
Pengawasan dan Tata Kelola yang Ketat
Dalam kesempatan yang sama, para pengamat juga menyoroti pentingnya pengawasan tata kelola Danantara agar dapat beroperasi secara optimal dan terhindar dari penyalahgunaan wewenang. Luhut memastikan bahwa Danantara akan dikelola oleh individu-individu berpengalaman, bukan sekadar titipan nama dari pihak tertentu.
"Mereka yang mengelola harus profesional dan memahami investasi secara menyeluruh agar dampak positif bisa dinikmati oleh pasar modal Indonesia," lanjut Luhut.
Perspektif Global terhadap Danantara
Seiring dengan pandangan JP Morgan, FTSE Russell, lembaga pengindeks global, juga memberikan tanggapannya dan menyebutkan bahwa kehadiran Danantara diharapkan dapat menarik investasi asing ke Indonesia. Ini dianggap sebagai peluang strategis untuk meningkatkan partisipasi global dalam ekonomi Indonesia.
Dengan potensi yang ada, Danantara memiliki peluang untuk memainkan peran penting dalam menyokong pertumbuhan ekonomi nasional melalui pasar modal. Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada implementasi strategi yang terarah dan kepemimpinan yang kuat dalam menjalankan investasinya. Sebagai inisiatif yang baru, tidak hanya pengawasan dan tata kelola yang dibutuhkan, tetapi juga kepercayaan dari para pelaku pasar untuk memastikan segalanya berjalan sesuai rencana.