
JAKARTA - Harga minyak dunia menunjukkan pergerakan stabil di tengah meningkatnya perhatian global terhadap aliran minyak mentah Rusia ke India. Ketegangan geopolitik dan tekanan perdagangan yang datang dari Amerika Serikat turut memengaruhi sentimen pasar energi global. Para pelaku pasar kini mencermati bagaimana kebijakan luar negeri dan langkah diplomasi ekonomi akan berdampak terhadap stabilitas pasokan dan harga minyak dunia.
Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat berada di kisaran US$63 per barel, sementara Brent ditutup di bawah US$68 per barel, menandai tren stabil meskipun ada tekanan dari sisi geopolitik.
AS Tingkatkan Tekanan atas Impor Minyak Rusia ke India
Baca Juga
Amerika Serikat, melalui pernyataan salah satu pejabat seniornya, kembali mengarahkan kritik tajam terhadap India atas kebijakan pembelian minyak dari Rusia. Peter Navarro, Penasihat Perdagangan Gedung Putih semasa pemerintahan Trump, menyatakan bahwa India seolah tidak mengakui perannya dalam konflik yang terjadi di Ukraina, dengan menyindir bahwa negara tersebut hanya mementingkan keuntungan ekonomi.
Navarro menuding bahwa lonjakan impor minyak Rusia ke India bukan semata-mata karena kebutuhan domestik, tetapi lebih kepada dorongan dari "lobi Big Oil India" yang melihat peluang keuntungan besar dari diskon minyak Rusia. Pernyataan ini muncul menjelang rencana kenaikan tarif impor AS terhadap India yang dijadwalkan berlaku pada 27 Agustus.
Ancaman Kenaikan Tarif AS Bayangi Hubungan Perdagangan
Presiden Donald Trump, dalam pernyataan sebelumnya, telah mengancam akan menaikkan bea masuk untuk produk impor dari India hingga 50%. Separuh dari tarif tersebut disebut-sebut berkaitan langsung dengan pembelian minyak mentah dari Rusia, yang dianggap melemahkan upaya isolasi ekonomi terhadap Moskow.
Ancaman ini dipandang sebagai bagian dari strategi diplomatik untuk menekan India agar mengurangi ketergantungannya pada energi Rusia dan beralih ke pemasok dari negara-negara yang lebih sejalan secara politik dengan Barat. Namun, para analis menilai bahwa tekanan semacam ini bisa berdampak kontraproduktif bagi hubungan perdagangan bilateral AS-India, yang selama ini tergolong strategis.
India Tetap Lanjutkan Impor Minyak Rusia
Meskipun ada tekanan dari Amerika Serikat, kilang-kilang minyak di India tetap melanjutkan pembelian minyak dari Rusia, setelah sempat melakukan jeda singkat. Hal ini menunjukkan bahwa India tetap mempertimbangkan kepentingan nasional dan keamanan energi dalam membuat keputusan strategis, terlepas dari tekanan eksternal.
Seorang pejabat dari Moskow bahkan menyatakan keyakinannya bahwa pasokan minyak Rusia ke India tidak akan terganggu, mengindikasikan bahwa kerja sama energi kedua negara akan tetap berlangsung dalam jangka panjang.
India, sebagai salah satu negara pengimpor energi terbesar di dunia, memiliki kebutuhan pasokan minyak yang besar untuk memenuhi konsumsi domestik. Harga minyak Rusia yang ditawarkan dengan diskon signifikan menjadi faktor utama di balik keputusan India untuk terus melanjutkan pembelian.
Faktor Global: OPEC+, Produksi Minyak, dan Permintaan Dunia
Selain dinamika geopolitik antara India dan AS, stabilitas harga minyak juga dipengaruhi oleh faktor lain seperti peningkatan produksi dari negara-negara anggota dan non-anggota OPEC+. Produksi yang lebih tinggi menyebabkan harga global berada pada level yang relatif lebih rendah dibandingkan awal tahun.
Di sisi lain, kebijakan perdagangan AS yang agresif juga menciptakan kekhawatiran terhadap permintaan minyak dunia. Jika ketegangan dagang antara negara-negara besar terus meningkat, potensi perlambatan ekonomi global bisa menekan permintaan energi, yang pada akhirnya akan memengaruhi pergerakan harga minyak mentah.
Implikasi bagi Pasar Energi dan Strategi India
Dari sisi pasar energi, ketegangan ini memperlihatkan bahwa politik global tetap menjadi salah satu penggerak utama pasar minyak, selain faktor penawaran dan permintaan. Pasar kini menunggu apakah India akan bertahan dengan strategi diversifikasi pasokan energinya, atau mulai mengurangi ketergantungan pada minyak Rusia demi menjaga hubungan dagang dengan AS.
India telah lama menjalankan kebijakan luar negeri yang mengedepankan "strategic autonomy", termasuk dalam sektor energi. Artinya, India akan tetap berusaha menjaga keseimbangan antara kebutuhan energi dalam negeri, tekanan diplomatik, dan kepentingan strategis jangka panjangnya.
Arah Pasar Minyak di Tengah Dinamika Global
Situasi harga minyak yang relatif stabil saat ini bukanlah jaminan bahwa pasar akan tetap tenang dalam beberapa pekan ke depan. Perkembangan geopolitik, terutama menjelang implementasi tarif baru oleh AS terhadap India, akan menjadi salah satu indikator penting yang diamati pelaku pasar.
Investor dan pengamat energi global kini memantau dengan cermat arah kebijakan India dalam beberapa bulan ke depan, terutama menyangkut apakah negara tersebut akan tetap pada jalur strateginya atau melakukan penyesuaian untuk menghindari friksi yang lebih dalam dengan Amerika Serikat.

Zahra Kurniawati
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United
- Sabtu, 13 September 2025
Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming
- Sabtu, 13 September 2025
Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak
- Sabtu, 13 September 2025
Terpopuler
1.
Diskon OPPO Hingga Rp15 Juta di FBe 2025
- 13 September 2025
2.
Oppo A6 Pro Hadir, Usung Dimensity 7300 dan Baterai Jumbo
- 13 September 2025
3.
Xiaomi Perkuat Pengawasan Internal untuk Cegah Korupsi Perusahaan
- 13 September 2025
4.
5 HP Xiaomi Kamera Leica Terbaru dengan Hasil Foto Premium
- 13 September 2025
5.
Acer Swift Air 16, Laptop AI Ringan 16 Inci
- 13 September 2025