Minggu, 14 September 2025

Ketegangan Global Kerek Harga Minyak Dunia Awal Pekan Ini

Ketegangan Global Kerek Harga Minyak Dunia Awal Pekan Ini
Ketegangan Global Kerek Harga Minyak Dunia Awal Pekan Ini

JAKARTA - Ketegangan geopolitik kembali memanaskan pasar energi global. Di awal pekan ini, harga minyak dunia mengalami penguatan seiring meningkatnya eskalasi konflik antara Ukraina dan Rusia, terutama setelah Ukraina melancarkan serangkaian serangan drone terhadap sejumlah fasilitas energi strategis Negeri Beruang Merah.

Kondisi ini menambah kekhawatiran terhadap pasokan global, mendorong pasar untuk mengantisipasi kemungkinan gangguan distribusi jangka pendek. Senin pagi (25/8/2025), harga minyak mentah Brent terpantau naik 6 sen atau 0,09% ke posisi US$ 67,79 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) meningkat 9 sen atau 0,14% menjadi US$ 63,75 per barel.

Serangan drone yang terjadi sehari sebelumnya, Minggu, dilaporkan menargetkan beberapa titik penting, termasuk terminal ekspor bahan bakar Ust-Luga dan kilang minyak Novoshakhtinsk. Kilang Novoshakhtinsk sendiri memiliki kapasitas sekitar 5 juta ton per tahun, setara dengan 100.000 barel per hari, dan selama ini berperan sebagai pemasok bahan bakar untuk ekspor. Kebakaran akibat serangan ini bahkan telah memasuki hari keempat.

Baca Juga

Ketersediaan BBM Shell di Jabodetabek Masih Terbatas

Seorang analis pasar dari IG, Tony Sycamore, menilai serangan terhadap fasilitas energi Rusia oleh Ukraina akan memicu efek domino terhadap stabilitas harga energi. “Melihat keberhasilan Ukraina dalam menyerang infrastruktur energi Rusia, risiko harga minyak kini lebih condong ke arah kenaikan,” ujar Tony.

Harapan Negosiasi dan Sinyal Fed Turut Memengaruhi

Meski situasi geopolitik memicu ketegangan baru, sinyal pergerakan ekonomi makro dari Amerika Serikat memberikan warna berbeda dalam dinamika pasar. Ekspektasi terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan oleh The Fed ikut memberi angin segar pada prospek pertumbuhan global, yang secara tidak langsung mendongkrak permintaan energi.

Ketua Federal Reserve, Jerome Powell, baru-baru ini memberi sinyal bahwa bank sentral mungkin akan memangkas suku bunga dalam pertemuan bulan depan. Hal ini memunculkan sentimen positif di kalangan pelaku pasar, mendorong investor untuk kembali masuk ke aset berisiko, termasuk komoditas energi.

“Sentimen risk-on di pasar meningkatkan minat investor pada komoditas, ditopang oleh isu pasokan di sektor energi dan logam,” tulis analis dari ANZ dalam catatan riset mereka.

Di sisi geopolitik, Wakil Presiden AS JD Vance menyatakan bahwa Rusia telah melakukan sejumlah langkah menuju upaya penyelesaian konflik melalui jalur diplomasi. Ia menyebut bahwa Moskow kini mengakui tidak akan bisa membentuk pemerintahan boneka di Kyiv, dan bahkan bersedia memberi jaminan atas integritas teritorial Ukraina.

Namun, ketegangan kembali muncul setelah Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa ia akan menjatuhkan sanksi tambahan kepada Rusia bila dalam dua pekan ke depan tidak ada progres nyata menuju perdamaian. Sikap keras ini menimbulkan pertanyaan di kalangan analis: apakah upaya diplomasi yang ada akan berhasil, atau justru berbalik memperpanjang ketegangan?

Kombinasi Risiko Pasokan dan Sinyal Ekonomi Jadi Katalis Utama

Kenaikan harga minyak dunia pada awal pekan ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap kombinasi risiko geopolitik dan sinyal kebijakan moneter global. Di satu sisi, serangan terhadap fasilitas energi Rusia membuka kembali risiko gangguan pasokan yang sempat mereda. Di sisi lain, pelonggaran kebijakan moneter AS memberi dorongan terhadap potensi peningkatan permintaan.

Pasar juga terus mencermati perkembangan di kawasan Eropa Timur dan respons dari negara-negara besar. Investor saat ini bersikap waspada namun tetap optimis, terlebih bila kesepakatan damai bisa tercapai dan meminimalisasi gangguan di sektor energi.

Meski belum signifikan, kenaikan tipis harga Brent dan WTI menjadi indikasi bahwa pasar tengah bergerak dalam fase antisipasi. Keputusan-keputusan besar dari bank sentral serta perkembangan politik di wilayah konflik akan menjadi penentu utama arah harga dalam beberapa hari ke depan.

Dalam kondisi seperti ini, pelaku industri minyak dan gas global disarankan untuk tetap mencermati situasi secara aktif, karena fluktuasi harga bisa sangat cepat berubah tergantung pada arah perkembangan isu geopolitik dan makroekonomi.

Zahra Kurniawati

Zahra Kurniawati

variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jadwal Bundesliga 2025 Pekan 3: Leverkusen Frankfurt Live RCTI

Jadwal Bundesliga 2025 Pekan 3: Leverkusen Frankfurt Live RCTI

Eintracht Frankfurt Tancap Gas di Bundesliga 2025, Uzun Optimis

Eintracht Frankfurt Tancap Gas di Bundesliga 2025, Uzun Optimis

Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United

Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United

Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming

Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming

Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak

Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak