Minggu, 14 September 2025

Penguatan Rupiah di Tengah Fluktuasi Dolar AS akibat Sentimen Global dan Dinamika Kebijakan Trump

Penguatan Rupiah di Tengah Fluktuasi Dolar AS akibat Sentimen Global dan Dinamika Kebijakan Trump
Penguatan Rupiah di Tengah Fluktuasi Dolar AS akibat Sentimen Global dan Dinamika Kebijakan Trump

JAKARTA - Hari ini, nilai tukar rupiah kembali menunjukkan tanda-tanda penguatan seiring melemahnya dolar AS, yang terdampak oleh perkembangan sentimen global dan dinamika kebijakan perdagangan Amerika Serikat. Pada penutupan perdagangan Kamis kemarin, rupiah tercatat menguat ke level Rp16.337 per dolar AS, naik tipis sebanyak 0,08 persen atau setara 13 poin. Ini menandai pergerakan rupiah yang lebih kuat dalam menanggapi melemahnya indeks dolar yang kini berada di bawah level 107, tepatnya di area 106,50.

Analis pasar uang, Ariston Tjendra, memberikan pandangannya mengenai situasi ini. "Indeks dolar kembali bergerak ke bawah 107, beroperasi di area 106,50. Dolar AS mengalami tekanan karena ketidakjelasan Trump dalam menerapkan kenaikan tarif impor," ungkapnya.

Dinamika kebijakan perdagangan Amerika Serikat menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pelemahan dolar. Presiden Donald Trump baru-baru ini mengumumkan penundaan kenaikan tarif terhadap Kanada dan Meksiko, yang sebelumnya direncanakan akan diberlakukan. Di samping itu, pernyataan Trump mengenai kemungkinan tercapainya kesepakatan dagang baru dengan Tiongkok juga menimbulkan sentimen positif di pasar keuangan.

"Langkah penundaan tarif terhadap Kanada dan Meksiko serta sinyal positif dari pembicaraan dengan Tiongkok memberikan sentimen positif pada aset berisiko," lanjut Ariston. Ia juga mencatat bahwa data ekonomi terbaru Amerika Serikat yang dirilis belum lama ini menunjukkan hasil di bawah ekspektasi, turut memberikan tekanan pada dolar.

Laporan terbaru mengenai klaim tunjangan pengangguran dan indeks manufaktur dari Philadelphia menunjukkan hasil yang lebih buruk dari perkiraan para analis ekonom. Penguatan rupiah ini pun diharapkan dapat meningkatkan daya tarik investasi di Indonesia, meskipun fluktuasi nilai tukar mungkin masih akan terjadi dalam waktu dekat.

"Rupiah yang bergerak menguat pagi ini mungkin bisa menguji area Rp16.240. Namun, untuk resistennya, berada di level tertinggi hari ini, di kisaran Rp16.350 per dolar AS," tambah Ariston. Hal ini menunjukkan betapa volatilitas pasar terus-menerus menjadi bagian dari tantangan ekonomi global yang harus dihadapi.

Pergeseran kebijakan suku bunga oleh bank sentral Amerika Serikat juga diperkirakan akan berdampak pada pergerakan pasar valuta asing. Dengan sebagian besar analis memperkirakan perubahan suku bunga dapat mempengaruhi arah pergerakan rupiah, fluktuasi nilai tukar dianggap akan menjadi perhatian utama bagi para investor dan pelaku bisnis dalam menentukan strategi ekonomi berikutnya.

Dalam lanskap pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat penurunan dan ditutup pada level 6.788. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh kekhawatiran tentang potensi perang dagang yang dapat meningkat sekali lagi jika negosiasi antara Amerika Serikat dan mitra dagang lainnya tidak mencapai titik terang.

"Ketidakpastian mengenai kebijakan perdagangan AS dan potensi dampaknya terhadap ekonomi global membuat investor bersikap lebih hati-hati. Sentimen pasar dipengaruhi oleh pergerakan kebijakan yang tidak terprediksi, membuat penurunan pada IHSG," kata seorang analis saham dari salah satu perusahaan sekuritas terkemuka.

Lebih jauh lagi, IHSG yang ditutup melemah ini menjadi refleksi dari kekhawatiran global terkait ketidakpastian politik dan ekonomi internasional. Keputusan Trump untuk menunda kenaikan tarif memberikan sedikit jeda yang telah disambut positif oleh pasar Indonesia, tetapi situasi di pasar tetap harus dipantau secara cermat.

Sebagai kesimpulan, dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang dinamis, penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir memberikan napas segar bagi perekonomian Indonesia. Namun, para pelaku pasar tetap harus mewaspadai ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan AS dan perlunya strategi investasi yang adaptif.

Pengamatan berkelanjutan terhadap perkembangan ekonomi global serta siap siaga dalam menanggapi fluktuasi nilai tukar menjadi kunci bagi keberhasilan manajemen risiko dalam skenario pasar yang terus berubah. Pelaku pasar dan investor di Indonesia perlu terus memantau perkembangan dinamika global ini agar dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengelola aset dan investasi mereka di masa mendatang.

Zahra Kurniawati

Zahra Kurniawati

variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Jadwal Bundesliga 2025 Pekan 3: Leverkusen Frankfurt Live RCTI

Jadwal Bundesliga 2025 Pekan 3: Leverkusen Frankfurt Live RCTI

Eintracht Frankfurt Tancap Gas di Bundesliga 2025, Uzun Optimis

Eintracht Frankfurt Tancap Gas di Bundesliga 2025, Uzun Optimis

Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United

Noussair Mazraoui Jadi Rekrutan Paling Berharga Manchester United

Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming

Derby Manchester City vs Manchester United, Jadwal dan Live Streaming

Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak

Guardiola Nilai Haaland Lebih Unggul Dibanding Striker Baru Liverpool Isak