JAKARTA - Pengembangan geopark semakin dipandang strategis karena tidak hanya menonjolkan potensi alam, tetapi juga menyimpan peran besar bagi masa depan pembangunan Indonesia. Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Rachmat Pambudy menegaskan bahwa geopark merupakan aset dinamis yang perlu dipahami sebagai ruang pembelajaran lintas generasi.
Dalam forum Indonesia’s Geopark Leader Forum di Jakarta, ia menjelaskan bahwa geopark harus menjadi laboratorium alam terbuka bagi publik. Tujuannya yaitu agar literasi lingkungan dan budaya dapat ditemukan dan dikembangkan melalui kolaborasi konkret berbagai pihak.
“Geopark harus dikembangkan sebagai laboratorium alam terbuka yang menemukan literasi lingkungan dan budaya bagi generasi penerus dan kolaborasi multi pihak yang lebih konkret antara pemerintah, swasta, akademisi, agar memberikan dampak yang lebih luas,” ujar Rachmat pada Rabu. Ia menambahkan bahwa geopark tidak boleh dipahami sebagai warisan statis yang hanya menjadi peninggalan masa lalu.
Dalam paparan tersebut, ia menekankan bahwa geopark didasarkan pada tiga pilar utama yang meliputi konservasi, edukasi, dan pengembangan ekonomi lokal. Ketiga pilar itu bergerak bersama unsur keragaman geologi, keanekaragaman hayati, serta keragaman budaya sebagai identitas kawasan.
Ia menyebutkan bahwa pengembangan geopark harus diiringi perubahan pola pikir seluruh pemangku kepentingan. Pergeseran dari pola ekstraksi menuju konservasi perlu ditanamkan demi menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi masyarakat dan lingkungan.
Pendekatan baru dalam mengelola geopark diharapkan memicu cara pandang yang lebih adaptif terhadap isu lingkungan. Hal ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam.
Integrasi Pengelolaan dan Target Besar Menuju Indonesia Emas
Rachmat menjelaskan bahwa pengelolaan geopark memerlukan pendekatan bottom-up yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Keterlibatan masyarakat lokal, pemerintah daerah, sektor swasta, dan akademisi sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan dan konsistensi pengelolaan.
Ia mengungkapkan bahwa dalam lima tahun pertama menuju visi Indonesia Emas 2045, geopark telah ditetapkan sebagai salah satu indikator penting dalam RPJMN 2025–2029. Keberadaan indikator ini menunjukkan bahwa geopark bukan sekadar proyek pariwisata, melainkan elemen strategis pembangunan nasional.
Saat ini Indonesia memiliki 12 UNESCO Global Geopark (UGGp) dari total 241 UGGp di dunia. Jumlah tersebut menempatkan Indonesia sejajar dengan Italia dan hanya berada di bawah China serta Spanyol.
Rachmat menyampaikan bahwa potensi geopark Indonesia jauh lebih besar apabila seluruh taman bumi terdaftar sebagai UGGp. Dengan luas dan keberagaman geologinya, Indonesia berpeluang menjadi negara dengan geopark terbanyak di dunia.
Rencana pencapaian ini telah disusun secara bertahap dengan target penambahan geopark yang direkomendasikan atau ditetapkan UGGp. Jumlahnya ditargetkan mencapai 13 pada 2026, 15 pada 2027, 16 pada 2028, dan 17 pada 2029.
Ia menjelaskan bahwa posisi Indonesia yang berada di pertemuan lempeng Eurasia, Indo-Australia, dan Pasifik menciptakan keragaman geologi sangat unik. Kondisi ini memang membuat Indonesia rawan gempa, tsunami, dan aktivitas vulkanik.
“Namun demikian, ini menimbulkan justru menjadi tidak hanya kita punya mega biodiversity, tapi juga mempunyai potensi geopark yang belum tercatat,” tutur Rachmat. Ia menilai kekayaan geologi ini merupakan peluang besar untuk dikembangkan menjadi aset global.
Transformasi Geopark Melalui Teknologi dan Penguatan SDM
Bappenas menilai bahwa transformasi geopark harus dilakukan melalui integrasi konsep geopark ke dalam rencana pembangunan wilayah. Karena kawasan geopark sering bersinggungan dengan kawasan agro, kehutanan, dan wilayah ekonomi lain, penyelarasan program sangat penting dilakukan.
Konsep geopark juga harus dikembangkan sebagai Center of Excellence atau pusat keunggulan yang menghasilkan dampak luas. Peningkatan kapasitas sumber daya manusia perlu diperkuat melalui pendidikan, riset, dan pengembangan teknologi.
Program transformasi geopark dapat mencakup digitalisasi untuk mempercepat akses informasi dan pengelolaan kawasan. Teknologi artificial intelligence juga dinilai mampu memperbaiki sistem pemantauan sehingga kondisi lingkungan dapat dipetakan secara real time.
Kolaborasi riset antara berbagai lembaga menjadi elemen penting dalam pengembangan geopark masa depan. Dengan riset yang kuat, berbagai temuan geologi dapat dikembangkan menjadi inovasi yang mendukung pembangunan daerah.
Selain itu, geowisata di kawasan geopark harus mengedepankan konsep pariwisata berkualitas. Pendekatan ini berfokus pada pengalaman wisata yang lebih berkelanjutan daripada sekadar meningkatkan jumlah kunjungan.
Penerapan pariwisata berkualitas diharapkan mampu menjaga konservasi alam dan budaya. Konsep ini juga membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tanpa merusak lingkungan geopark.
Penguatan nilai tambah geoproduk lokal turut menjadi fokus dalam transformasi geopark. Produk lokal diharapkan dapat dikembangkan sebagai model ekonomi kreatif berkelanjutan yang memiliki variasi dan nilai lebih tinggi.
Peran Kepala Daerah sebagai Motor Penggerak Utama
Rachmat menegaskan bahwa kepala daerah memegang peran kunci dalam pengembangan geopark. Mereka bertindak sebagai motor utama yang mengoordinasikan seluruh sektor terkait di wilayah masing-masing.
Tiga peran penting kepala daerah adalah sebagai inovator dalam pengembangan geopark dan sebagai representasi daerah dalam jejaring geopark. Kepala daerah juga berperan sebagai kolaborator untuk menjembatani hubungan antara akademisi, masyarakat, dan dunia usaha.
Kepala daerah harus memastikan tata kelola geopark berjalan efektif dengan arah kebijakan yang tepat. Selain itu, mereka perlu memperkuat sistem pendanaan agar keberlanjutan pengembangan geopark dapat terjamin dalam jangka panjang.
Sinergi pengembangan geopark tidak akan berjalan tanpa dukungan penuh pemerintah daerah. Peran kepala daerah dalam memperkuat komitmen dan kolaborasi menjadi fondasi penting keberhasilan geopark nasional.
“Kami kembali mengajak para kepala daerah untuk memperkuat komitmen membangun geopark kita,” ujar Rachmat. Ia berharap momentum forum yang digelar dapat menjadi penyemangat bagi semua pihak dalam membangun geopark Indonesia.
“Kami berharap semoga Geopark Leader Forum saat ini dapat memberi manfaat yang sebesar-besarnya sebagai penyemangat kita bersama. Mari kita sekali lagi membangun geopark nasional kita untuk membangun Indonesia sekarang dan di masa yang akan datang,” ungkapnya.