JAKARTA - Perkembangan sektor pertanian Indonesia kembali mendapatkan perhatian serius dari pemerintah, terutama melalui strategi peningkatan produksi yang memadukan teknologi dengan perluasan akses pasar global. Langkah ini disebut sebagai fondasi penting untuk memastikan ketahanan pangan dalam negeri sekaligus memperkuat posisi Indonesia sebagai pemasok pangan dunia.
Menteri Perdagangan Budi Santoso menilai bahwa penguatan sektor pertanian harus bergerak bersama antara peningkatan kualitas produksi dan perluasan jaringan ekspor. Ia menegaskan bahwa kebutuhan pangan nasional harus tetap terpenuhi, namun potensi Indonesia di pasar global juga tidak boleh diabaikan.
Upaya mendorong petani agar memanfaatkan teknologi menjadi fokus penting dalam strategi tersebut. Kemampuan teknologi dianggap mampu meningkatkan produktivitas sekaligus memberi nilai tambah pada hasil panen yang siap bersaing di luar negeri.
Penguatan Ekspor Melalui Program UMKM BISA Ekspor
Dalam keterangan di Jakarta pada Kamis, Budi Santoso menjelaskan bahwa Kementerian Perdagangan memberikan dukungan langsung kepada sektor pertanian melalui fasilitasi ekspor yang melibatkan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Program tersebut dikenal sebagai UMKM BISA Ekspor dan dirancang untuk mempertemukan pelaku pertanian dengan calon pembeli internasional.
Pola ini dianggap dapat memberikan kemudahan bagi petani yang sebelumnya tidak memiliki akses pasar mancanegara. Dengan adanya pendampingan dan fasilitasi tersebut, produk pertanian Indonesia dapat memperluas jangkauan sekaligus meningkatkan nilai ekonominya.
Melalui program ini, para petani dapat melakukan penjajakan bisnis atau business matching secara langsung. Proses tersebut menempatkan mereka dalam posisi yang lebih strategis untuk mendapatkan pembeli setelah melakukan presentasi kepada perwakilan perdagangan Indonesia di luar negeri.
"Kemendag mempunyai 47 perwakilan perdagangan RI di 33 negara yang bertugas mempromosikan produk-produk berpotensi ekspor. UMKM dapat presentasi ke perwakilan dagang kita," ujar Budi Santoso. Ia menambahkan bahwa setelah presentasi dilakukan, perwakilan perdagangan bertugas mencarikan buyer sebelum akhirnya dilakukan business matching secara daring.
Fasilitasi tersebut dimaksudkan agar petani dan pelaku UMKM tidak hanya mengandalkan pasar domestik. Dengan meningkatnya permintaan dari luar negeri, petani diharapkan semakin bersemangat meningkatkan kualitas sekaligus produktivitas mereka.
Kinerja ekspor Indonesia dalam beberapa tahun terakhir juga memicu optimisme untuk memperluas peluang. Data menunjukkan bahwa pada Januari hingga Oktober 2025, ekspor nasional mencatat peningkatan sebesar 6,96 persen dibandingkan periode sebelumnya.
Selain itu, sektor pertanian secara khusus mencatat tren pertumbuhan sebesar 7,17 persen dalam rentang 2020 hingga 2024. Angka tersebut menunjukkan bahwa kontribusi pertanian terhadap perekonomian nasional tetap kuat dan konsisten mengalami peningkatan.
Pada Januari hingga Oktober 2025, ekspor produk pertanian bahkan menjadi yang tertinggi di antara sektor lainnya dengan pertumbuhan mencapai 28,56 persen. Kenaikan ini diapresiasi oleh pemerintah sebagai bukti bahwa potensi ekspor pertanian masih dapat terus dilipatgandakan melalui strategi yang tepat.
Kolaborasi Kemendag dan Kementan untuk Peningkatan Daya Saing
Untuk memastikan pertumbuhan tersebut berkelanjutan, Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian menjalin kerja sama strategis dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. Kolaborasi ini menargetkan penguatan kualitas petani serta daya saing produk pertanian Indonesia agar tetap relevan di pasar internasional.
Kerja sama ini mencakup berbagai program peningkatan kapasitas, mulai dari pendampingan teknis hingga penyediaan pelatihan yang lebih berorientasi pada pasar global. Dengan adanya pendampingan tersebut, diharapkan petani mampu memahami standar internasional serta tren permintaan konsumen luar negeri.
Dokumen kerja sama ditandatangani oleh Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag, Fajarini Puntodewi, serta Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Idha Widi Arsanti. Penandatanganan itu turut disaksikan langsung oleh Menteri Perdagangan Budi Santoso dan Wakil Menteri Pertanian Sudaryono.
Kedua kementerian sepakat bahwa peningkatan daya saing tidak hanya bergantung pada kemampuan produksi, tetapi juga pada kemampuan memahami pasar global. Dengan demikian, produk yang dihasilkan tidak hanya memenuhi permintaan dalam negeri, tetapi juga mampu meraih tempat di pasar internasional.
Kolaborasi tersebut juga menekankan pentingnya penguatan promosi produk pertanian Indonesia. Kegiatan promosi akan dilakukan lebih terarah dan berbasis data, sehingga target pasar dapat ditentukan dengan lebih efektif.
Selain peningkatan kompetensi, kerja sama ini juga memungkinkan proses business matching berjalan dengan data yang lebih akurat. Data tersebut kemudian digunakan untuk menentukan negara-negara yang berpotensi tinggi menyerap produk pertanian Indonesia.
"Dengan sinergi ini, kami berharap produk pertanian Indonesia semakin kompetitif dan memiliki akses pasar yang lebih luas di tingkat global," ujar Puntodewi. Ia menilai bahwa harmonisasi strategi antarlembaga menjadi kunci menciptakan pertumbuhan ekspor yang lebih kuat dan stabil.
Peran Teknologi dalam Mendorong Produksi dan Kualitas Pertanian
Dorongan untuk memanfaatkan teknologi di tingkat petani menjadi bagian penting dari strategi pemerintah. Teknologi dianggap mampu meningkatkan efisiensi, menekan biaya, dan mempercepat proses produksi yang pada akhirnya mendukung peningkatan kualitas hasil pertanian.
Budi Santoso menilai bahwa teknologi pertanian saat ini berkembang sangat cepat dan petani perlu memanfaatkan momentum tersebut. Ia meyakini penggunaan teknologi dapat memperluas kemampuan petani untuk memenuhi standar ekspor yang semakin ketat.
Selain itu, teknologi juga mempermudah proses penanganan pascapanen. Dengan demikian, kesiapan produk untuk diekspor dapat meningkat seiring dengan perbaikan kualitas dalam setiap tahapan produksi.
Pemerintah berharap bahwa petani tidak hanya terpaku pada metode tradisional. Dengan bantuan teknologi, petani diyakini mampu menghasilkan produk yang bernilai tinggi dan sesuai dengan kebutuhan pasar.
Optimisme Pemerintah terhadap Masa Depan Ekspor Pertanian
Keberhasilan meningkatkan ekspor pertanian pada periode sebelumnya menjadi landasan bagi pemerintah untuk terus mendorong sektor ini berkembang. Pemerintah melihat bahwa kombinasi antara teknologi, peningkatan kapasitas, dan penguatan jejaring global akan mempercepat langkah Indonesia menjadi pemain penting dalam rantai pasok pangan dunia.
Strategi ini dilandasi keyakinan bahwa petani Indonesia memiliki kemampuan besar untuk menghasilkan produk yang tidak hanya memenuhi kebutuhan lokal. Dengan dukungan yang tepat, produk pertanian nasional akan semakin banyak mengisi pasar global.
Pemerintah juga menyadari bahwa persaingan di pasar ekspor semakin ketat dan membutuhkan persiapan yang matang. Oleh karena itu, dukungan antarlembaga dan partisipasi aktif petani menjadi kunci keberhasilan program ekspor jangka panjang.
Dengan adanya kolaborasi yang telah terbentuk, seluruh pihak diharapkan dapat bergerak lebih terarah menunjukkan hasil nyata bagi peningkatan kesejahteraan petani. Daya saing produk pertanian Indonesia pun diharapkan terus meningkat dan mampu menembus pasar internasional yang lebih luas.