JAKARTA - Pelabuhan Ketapang yang terletak di Banyuwangi mengalami antrean panjang kendaraan akibat dua faktor utama yang mempengaruhi kelancaran layanan penyeberangan. Dalam upaya untuk memastikan pelayanan tetap berjalan normal, PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) bekerja sama dengan Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) melakukan berbagai langkah untuk mengurai kemacetan di pelabuhan ini.
Pembatasan operasional kapal pasca terjadinya kecelakaan KMP Tunu Pratama Jaya, serta penutupan jalur Gumitir-Jember yang mempengaruhi volume kendaraan logistik, menjadi pemicu utama terjadinya antrean kendaraan di pelabuhan. Meskipun demikian, ASDP dan KSOP berkoordinasi intensif agar arus penyeberangan tetap berjalan dengan baik.
Faktor Penyebab Macetnya Pelabuhan Ketapang
Macetnya Pelabuhan Ketapang bukan tanpa sebab. Beberapa faktor penting yang menyebabkan antrean kendaraan semakin panjang adalah kecelakaan kapal yang terjadi beberapa waktu lalu dan penutupan jalur utama penghubung antar wilayah.
Pembatasan Operasional Kapal Pasca Kecelakaan
Kecelakaan yang melibatkan KMP Tunu Pratama Jaya membuat operasional beberapa kapal penyeberangan terpaksa dibatasi. Hal ini menyebabkan jumlah kapal yang beroperasi menurun, yang pada gilirannya berdampak pada panjangnya antrean kendaraan yang ingin menyeberang.
Penutupan Jalur Gumitir-Jember
Penutupan total jalur Gumitir-Jember menyebabkan adanya lonjakan volume kendaraan logistik yang harus melewati Pelabuhan Ketapang untuk melanjutkan perjalanan. Sebagian besar kendaraan yang seharusnya melewati jalur ini akhirnya memilih untuk menggunakan jalur penyeberangan ketimbang melewati jalur darat yang terhambat.
Tanggung Jawab dan Peran ASDP serta KSOP
Meskipun kondisi ini cukup menantang, PT ASDP Indonesia Ferry bersama dengan KSOP tidak tinggal diam. Kedua instansi ini bekerja sama secara intensif untuk memastikan agar layanan penyeberangan tetap berjalan dengan lancar meskipun ada lonjakan volume kendaraan.
Peran ASDP dalam Menjaga Kelancaran Layanan
ASDP Indonesia Ferry berfokus pada kelancaran di sisi pelabuhan dan penumpang. Mereka berupaya untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang ada di pelabuhan dan memastikan bahwa layanan penyeberangan tetap dapat berjalan meskipun ada antrean yang cukup panjang. Sejumlah upaya dilakukan, seperti peningkatan pelayanan dan pengawasan yang lebih ketat di lapangan.
Optimalisasi Jadwal Kapal oleh KSOP
Sementara itu, KSOP memfokuskan perhatian pada pengaturan operasional kapal. Dengan adanya peningkatan volume kendaraan, pengoptimalan jadwal kapal menjadi sangat penting. KSOP memastikan bahwa jadwal kapal penyeberangan di pelabuhan Ketapang tetap berjalan dengan maksimal, agar proses keberangkatan kendaraan dan penumpang menjadi lebih teratur.
Pola Operasi Kapal dan Trip Harian
Untuk mengurangi antrean panjang yang terjadi, ASDP telah mengatur pola operasi kapal dengan lebih efektif. Dalam situasi ini, ASDP mengoperasikan kapal dengan pola trip yang terjadwal dengan tepat agar bisa mengurangi penumpukan kendaraan. Pada hari Jumat, 1 Agustus 2025, tercatat ada 26 kapal yang beroperasi, terdiri dari 18 kapal di dermaga moveable bridge (MB) dan 6 kapal di dermaga landing craft machine (LCM).
Dengan pola operasi yang lebih intensif ini, diharapkan antrean kendaraan bisa dikelola dengan baik dan pelayanan penyeberangan tetap optimal. Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP, menjelaskan bahwa meskipun antrean kendaraan mencapai panjang 18 kilometer, mereka memastikan pelayanan di lintasan Ketapang-Gilimanuk tetap berjalan dengan normal dengan 8 trip per hari.
Peningkatan Layanan untuk Mengurangi Antrean
Dalam menghadapi kemacetan yang berlangsung cukup lama, PT ASDP Indonesia Ferry terus berupaya meningkatkan layanan untuk kenyamanan pengguna jasa penyeberangan. Salah satu langkah yang diambil adalah penambahan trip kapal agar dapat melayani lebih banyak kendaraan dan penumpang. Meski begitu, kapasitas pelabuhan yang terbatas menjadi tantangan tersendiri.
Selain itu, ASDP juga terus berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mengatur sistem antrean yang lebih efisien. Personel ASDP dan petugas lapangan tetap siaga untuk membantu pengaturan arus kendaraan agar tetap tertib dan teratur. Dengan langkah-langkah ini, diharapkan antrean panjang yang terjadi bisa segera teratasi.
Harapan ke Depan
Kondisi antrean kendaraan yang terjadi di Pelabuhan Ketapang pada bulan Agustus 2025 menjadi tantangan besar bagi PT ASDP Indonesia Ferry dan KSOP. Namun, dengan kerja sama yang erat antara kedua instansi tersebut, serta pengelolaan jadwal kapal yang lebih optimal, diharapkan arus penyeberangan dapat kembali berjalan lancar.
Meski antrean kendaraan masih mengular, ASDP berkomitmen untuk terus meningkatkan pelayanan agar masyarakat bisa menikmati penyeberangan dengan nyaman dan aman. Ke depannya, diharapkan langkah-langkah seperti penambahan trip kapal dan pengaturan jadwal yang lebih baik dapat mengurangi antrean dan meningkatkan pengalaman perjalanan penyeberangan di Pelabuhan Ketapang.