Cuaca Panas Ekstrem di Jepang: Peringatan dan Tindakan Antisipasi

Selasa, 05 Agustus 2025 | 14:17:27 WIB
Cuaca Panas Ekstrem di Jepang: Peringatan dan Tindakan Antisipasi

JAKARTA - Pada Selasa, 5 Agustus 2025, Badan Meteorologi Jepang mengeluarkan peringatan mengenai cuaca panas ekstrem yang kembali melanda sejumlah wilayah di negara tersebut. Suhu diperkirakan akan melampaui 41 derajat Celsius di beberapa daerah pedalaman wilayah Kanto, menjadikannya salah satu periode cuaca panas terburuk tahun ini. Peringatan ini menyusul suhu yang tercatat mencapai 40,3 derajat Celsius di kota Komatsu, Prefektur Ishikawa, pada hari sebelumnya, Senin, 4 Agustus 2025. Dalam situasi ini, seluruh Jepang, terutama kawasan-kawasan di Honshu, diperkirakan akan merasakan dampak cuaca yang sangat terik.

Suhu Panas Meningkat
Sistem tekanan tinggi yang terus melanda wilayah pulau utama Honshu menjadi penyebab utama di balik cuaca panas ekstrem ini. Tekanan atmosfer tinggi menciptakan kondisi stabil di atmosfer, menyebabkan langit cerah tanpa banyak awan, yang mengarah pada peningkatan suhu yang signifikan. Perkiraan cuaca menunjukkan bahwa suhu di beberapa kota besar, seperti Maebashi dan Kumagaya di Prefektur Gunma dan Saitama, diperkirakan akan mencapai suhu 40 derajat Celsius atau lebih. Sementara itu, daerah seperti Chichibu, Saitama, dan Kofu, yang berada di Prefektur Saitama dan Yamanashi, diprediksi memiliki suhu sekitar 39 derajat Celsius.

Tidak hanya itu, beberapa kota lainnya juga diperkirakan akan menghadapi suhu yang tidak kalah panas. Misalnya, Mito di Prefektur Ibaraki, Utsunomiya di Prefektur Tochigi, dan Toyooka di Prefektur Hyogo yang akan mengalami suhu sekitar 38 derajat Celsius. Bahkan, ibu kota Tokyo, bersama dengan kota-kota besar lain seperti Otsu, Takamatsu, Okayama, dan Oita, diperkirakan akan merasakan suhu hingga 37 derajat Celsius.

Wilayah yang Terkena Peringatan Cuaca Panas
Peringatan cuaca panas ekstrem telah dikeluarkan untuk hampir seluruh wilayah Jepang. Sebanyak 44 dari 47 prefektur di Jepang telah terdaftar dalam status waspada, dengan pemerintah daerah yang mendesak penduduk untuk mengambil langkah-langkah pencegahan. Meskipun beberapa wilayah sudah terbiasa dengan musim panas yang panas, kali ini suhu yang tercatat jauh lebih tinggi dari biasanya, yang meningkatkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kesehatan dan infrastruktur.

Risiko Kesehatan yang Meningkat
Cuaca panas yang ekstrem membawa berbagai risiko kesehatan bagi penduduk. Salah satu masalah utama yang dapat timbul akibat suhu yang sangat tinggi adalah dehidrasi. Ketika suhu meningkat, tubuh lebih cepat kehilangan cairan melalui keringat. Jika cairan tubuh tidak diganti dengan cukup, bisa menyebabkan masalah serius seperti kelelahan panas, pusing, hingga heatstroke atau keracunan panas. Heatstroke adalah kondisi berbahaya yang terjadi ketika tubuh tidak dapat mengatur suhu internalnya, dan jika tidak ditangani dengan cepat, bisa berakibat fatal.

Selain itu, paparan suhu tinggi dalam waktu lama bisa memperburuk kondisi medis yang sudah ada, seperti penyakit jantung dan pernapasan. Lansia dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terhadap cuaca panas ekstrem, karena kemampuan tubuh mereka untuk mengatur suhu tubuh lebih rendah dibandingkan orang dewasa yang lebih muda.

Tindakan Antisipasi yang Diberikan oleh Pemerintah
Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh cuaca panas ekstrem ini, pemerintah Jepang telah mengeluarkan sejumlah rekomendasi dan langkah-langkah antisipasi. Salah satu langkah utama adalah meminta warga untuk tetap berada di dalam ruangan selama jam-jam terpanas, yakni antara pukul 10 pagi hingga 4 sore, ketika suhu mencapai puncaknya. Penggunaan pendingin ruangan atau kipas angin di rumah juga sangat disarankan untuk menjaga suhu tubuh tetap normal.

Pemerintah setempat juga mendorong masyarakat untuk menjaga hidrasi yang cukup dengan meminum air secara teratur, meskipun tidak merasa haus. Menghindari aktivitas fisik yang berat di luar ruangan dan mengenakan pakaian yang ringan dan longgar juga sangat dianjurkan. Warga yang terpaksa keluar rumah juga diminta untuk mengenakan topi atau pelindung kepala untuk menghindari paparan langsung sinar matahari.

Selain itu, pemerintah memperingatkan bahwa kondisi ini akan memengaruhi sektor-sektor tertentu, terutama pertanian dan transportasi. Di sektor pertanian, suhu ekstrem dapat memengaruhi hasil tanaman, sementara di sektor transportasi, kondisi cuaca dapat menyebabkan gangguan pada jadwal kereta atau pesawat, terutama jika ada kebakaran hutan atau masalah infrastruktur yang terkait dengan suhu tinggi.

Pengaruh Cuaca Panas pada Infrastruktur
Cuaca panas ekstrem tidak hanya berdampak pada kesehatan manusia, tetapi juga pada infrastruktur kota dan negara. Jalan raya, rel kereta api, dan jaringan listrik bisa menjadi sangat rentan terhadap suhu yang terlalu tinggi. Jalur kereta api, misalnya, dapat mengalami pembengkakan atau bahkan melengkung karena suhu tinggi, yang berisiko menyebabkan kecelakaan atau keterlambatan.

Peningkatan penggunaan pendingin ruangan selama periode panas juga dapat menambah beban pada sistem kelistrikan negara, yang berisiko menyebabkan pemadaman listrik di beberapa area. Oleh karena itu, badan energi nasional Jepang juga meminta penduduk untuk menggunakan energi secara bijak selama periode puncak cuaca panas ini.

Prediksi untuk Masa Depan
Dengan cuaca panas yang semakin intensif setiap tahunnya, banyak ahli memperkirakan bahwa gelombang panas seperti ini akan menjadi lebih sering terjadi akibat dampak perubahan iklim global. Suhu yang lebih tinggi, musim kemarau yang lebih panjang, dan hujan yang lebih sedikit diperkirakan akan terus memperburuk situasi ini di Jepang dan di seluruh dunia.

Untuk itu, Jepang harus mempertimbangkan langkah-langkah jangka panjang dalam menghadapi perubahan iklim ini, termasuk peningkatan infrastruktur untuk mengatasi panas ekstrem, penyuluhan kepada masyarakat tentang bagaimana menghadapi gelombang panas, serta inovasi dalam teknologi pendinginan yang lebih efisien dan ramah lingkungan.

Terkini