JAKARTA - Pasar modal Indonesia telah mengalami perjalanan luar biasa dalam 48 tahun terakhir sejak reaktivasi pada 10 Agustus 1977. Kini, peran pasar modal tidak lagi terbatas sebagai wadah investasi, namun berkembang menjadi penggerak utama inklusi keuangan, literasi digital, dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan.
Momentum peringatan Hari Ulang Tahun ke-48 pada tahun 2025 menjadi bukti nyata transformasi ini. Dengan mengusung tema "Mewujudkan Ekonomi Mandiri, Berdaulat, dan Maju Bersama", Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama tiga Self-Regulatory Organization (SRO) — BEI, KPEI, dan KSEI — menggarisbawahi pentingnya kolaborasi, inovasi, dan pemerataan akses pasar modal ke seluruh lapisan masyarakat.
Digitalisasi dan Teknologi, Pilar Utama Pertumbuhan Pasar Modal
Peningkatan signifikan dalam transaksi dan kapitalisasi pasar pada 2025 mencerminkan kuatnya dukungan investor terhadap digitalisasi dan efisiensi sistem pasar modal.
Statistik Utama Per Agustus 2025:
Kapitalisasi Pasar Saham: Rp14.315 triliun
IHSG Tertinggi Sepanjang Sejarah: 7.931,251
Rata-rata Transaksi Harian: Rp13,56 triliun
Volume Transaksi Harian: 22 miliar lembar saham
Frekuensi Transaksi: 1,29 juta kali per hari
Dengan performa tersebut, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-17 dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, dan peringkat ke-2 di ASEAN berdasarkan jumlah emiten, hanya kalah dari Singapura. Capaian ini tidak lepas dari peran teknologi yang membuat akses terhadap pasar modal menjadi lebih mudah, cepat, dan terjangkau.
Instrumen Baru dan Ekspansi Produk Finansial
Pasar modal tak hanya berkembang secara kuantitas, tetapi juga secara kualitas melalui peluncuran berbagai produk keuangan baru. Tahun 2025 menjadi tonggak penting dengan hadirnya:
Liquidity Provider Saham, untuk meningkatkan likuiditas saham berkapitalisasi kecil
Ekspansi Pinjam Meminjam Efek (PME) yang kini mencakup efek reksa dana
Put Warrant, Single Stock Futures, dan Kontrak Berjangka Indeks Asing (KBIA)
Perdagangan karbon internasional, mendukung komitmen ESG
SPPA Repo dan Triparty Repo yang makin memperkuat likuiditas antar lembaga
Inovasi-inovasi ini memperluas pilihan strategi investasi bagi pelaku pasar, serta mendukung pengelolaan risiko yang lebih terukur, termasuk bagi investor ritel.
Akselerasi Inklusi dan Literasi Keuangan Lewat Edukasi dan Teknologi
Pasar modal Indonesia kini semakin inklusif. Ini dibuktikan dengan peningkatan jumlah investor yang mencapai 17,59 juta orang, di mana 7,5 juta di antaranya adalah investor saham. Program edukasi dan digitalisasi berperan besar dalam pertumbuhan ini.
Inisiatif Edukasi Unggulan 2025:
Sekolah Rakyat Pasar Modal
Edukasi 30.000 Mahasiswa
Kampus Penggerak Literasi Pasar Modal
Virtual Trading Competition via IDX Mobile
Capital Market Run: Meningkatkan kesadaran publik secara kreatif
Berbagai program ini menunjukkan bahwa literasi keuangan kini menjangkau usia muda dan daerah yang sebelumnya minim akses terhadap layanan keuangan formal.
Kontribusi Sosial dan Pemerataan Ekonomi Daerah
Transformasi pasar modal juga tercermin dari kontribusinya dalam pembangunan sosial. Pada 2025, SRO mengalokasikan dana sebesar Rp2,4 miliar untuk berbagai program sosial, termasuk:
Penanganan stunting dan gizi buruk
Pembangunan fasilitas kesehatan
Donasi pendidikan untuk pelajar berprestasi
Donor darah dan program sosial lainnya
Selain itu, pertumbuhan jumlah investor di luar Pulau Jawa juga menunjukkan arah yang positif. Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara mencatat pertumbuhan investor signifikan, membuktikan bahwa inklusi keuangan melalui pasar modal semakin merata.
Peran Vital KPEI dan KSEI dalam Menjaga Efisiensi Sistem Keuangan
Di balik kelancaran dan keamanan transaksi pasar modal, terdapat peran penting dua lembaga penopang: KPEI (Kliring Penjaminan Efek Indonesia) dan KSEI (Kustodian Sentral Efek Indonesia).
Kontribusi KPEI:
Efisiensi proses kliring: 61%
Transaksi PME: Rp29,57 miliar
Triparty Repo: Rp503,93 miliar
DNDF: US$1,7 miliar
Inovasi KSEI:
Peluncuran CORES.KSEI, S-MULTIVEST, dan K-CASH
Aset tercatat C-BEST: Rp8.927 triliun
AUM S-INVEST: Rp836,87 triliun
Memproses 4.727 aksi korporasi senilai Rp407 triliun
Melalui layanan-layanan tersebut, KSEI dan KPEI memastikan stabilitas dan efisiensi operasional yang menopang integritas pasar modal nasional.