Tingkat Sensitivitas Lingkungan Bisa Menjadi Faktor Kesehatan Mental

Rabu, 20 Agustus 2025 | 09:23:44 WIB
Tingkat Sensitivitas Lingkungan Bisa Menjadi Faktor Kesehatan Mental

JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Queen Mary London mengungkapkan bahwa individu dengan tingkat sensitivitas tinggi terhadap lingkungan cenderung lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Psychological Science ini menunjukkan pentingnya memahami bagaimana sensitivitas terhadap rangsangan eksternal dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.

Studi yang berjudul “The Relationship Between Environmental Sensitivity and Common Mental-Health Problems in Adolescents and Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis” ini, menganalisis data dari 33 penelitian sebelumnya dan menemukan bahwa individu yang sangat sensitif terhadap lingkungan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan mental. Sensitivitas ini mencakup reaksi terhadap hal-hal seperti perubahan kecil dalam lingkungan, cahaya terang, hingga emosi orang di sekitar mereka.

Mengapa Sensitivitas Lingkungan Bisa Menjadi Faktor Risiko?

Dalam konteks ini, sensitivitas didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merasakan dan memproses rangsangan dari lingkungan sekitarnya, yang sering kali tidak disadari oleh orang lain. Meskipun banyak penelitian kesehatan mental fokus pada faktor seperti neurotisisme (kecenderungan untuk mengalami emosi negatif), penelitian ini menyarankan bahwa sensitivitas terhadap lingkungan juga perlu mendapatkan perhatian lebih.

Tom Falkenstein, psikoterapis di Universitas Queen Mary London, menjelaskan, “Studi ini adalah yang pertama kali meninjau hubungan antara sensitivitas dan kesehatan mental dengan begitu komprehensif. Kami menemukan bahwa orang yang sangat sensitif lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma, agorafobia, dan bahkan gangguan kepribadian menghindar.”

Potensi untuk Perawatan yang Lebih Tepat Sasaran

Sebagai tambahan, Falkenstein mencatat bahwa penemuan ini memiliki dampak penting pada cara terapi diberikan. Orang dengan tingkat sensitivitas tinggi mungkin merespons lebih baik terhadap pendekatan psikologis yang lebih lembut atau lebih individual, sehingga penting bagi profesional kesehatan mental untuk mengenali sifat ini dalam proses diagnosis dan pengobatan.

Dengan sekitar 31% populasi yang diperkirakan memiliki tingkat sensitivitas tinggi, kesadaran akan ciri khas ini menjadi kunci untuk menyesuaikan perawatan psikologis yang lebih efektif. Sebagai contoh, individu dengan sensitivitas tinggi mungkin lebih mudah terpengaruh oleh pengalaman negatif maupun positif, yang membuat kualitas lingkungan di sekitarnya sangat penting bagi kesejahteraan mereka.

Sikap Sensitif Bisa Memengaruhi Respons Terhadap Pengalaman Positif

Michael Pluess, profesor psikologi perkembangan di Universitas Surrey, juga mencatat bahwa orang yang sangat sensitif tidak hanya lebih responsif terhadap pengalaman negatif, tetapi juga dapat merasakan dampak yang lebih besar dari pengalaman positif. Ini berarti mereka juga memiliki potensi untuk merespons secara positif terhadap perawatan psikologis yang tepat dan lingkungan yang mendukung.

“Penting untuk diingat bahwa orang yang sangat sensitif juga bisa memiliki pengalaman emosional yang lebih mendalam dan positif. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya lebih terpengaruh oleh pengalaman negatif, tetapi juga bisa mendapat manfaat besar dari pengalaman yang menyenangkan,” tambah Pluess.

Batasan Penelitian dan Potensi Keterbatasan

Namun, para peneliti mengakui bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan. Mayoritas peserta adalah perempuan muda berusia sekitar 25 tahun, dengan tingkat pendidikan tinggi. Representasi yang lebih dominan dari satu kelompok ini berarti bahwa hasil yang ditemukan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan pengalaman dari berbagai demografi yang lebih beragam. Oleh karena itu, para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas dan lebih bervariasi.

Penelitian ini membuka pandangan baru dalam cara kita memahami hubungan antara kepribadian, sensitivitas terhadap lingkungan, dan kesehatan mental. Ini menunjukkan bahwa sensitivitas terhadap dunia sekitar kita mungkin lebih penting dalam memprediksi kesehatan mental daripada yang kita kira selama ini.

Terkini