Harga Sembako Turun Menjelang Akhir Bulan Agustus Ini

Senin, 25 Agustus 2025 | 11:37:52 WIB
Harga Sembako Turun Menjelang Akhir Bulan Agustus Ini

JAKARTA - Akhir bulan biasanya identik dengan rasa was-was, apalagi bagi banyak keluarga yang harus mengatur keuangan rumah tangga. Namun, akhir Agustus kali ini membawa angin segar. Sejumlah harga kebutuhan pokok yang sempat melonjak kini perlahan mulai turun. Tren ini memberi harapan baru bagi masyarakat, terutama mereka yang belanja harian di pasar tradisional.

Setelah beberapa bulan terakhir harga sembako kerap menjadi bahan keluhan di dapur dan grup-grup pesan singkat ibu-ibu, kini beberapa komoditas utama mulai menunjukkan penurunan. Ini menjadi kabar positif yang layak disambut dengan antusias, terlebih menjelang pergantian bulan dan menjelang masa panen sejumlah daerah.

Pergerakan harga yang melandai terlihat jelas di lapangan. Berdasarkan data terbaru dari pasar pada Minggu (24/8/2025), sejumlah bahan pokok mulai menunjukkan koreksi harga ke bawah, termasuk cabai rawit merah, bawang merah, hingga beras dan daging ayam.

Daftar Komoditas yang Mengalami Penurunan Harga

Penurunan harga bahan pokok tidak terjadi merata, tetapi ada beberapa yang menonjol dan cukup dirasakan langsung oleh konsumen di pasar.

1. Cabai Rawit Merah
Cabai rawit merah yang sebelumnya sempat membuat pedagang dan pembeli sama-sama mengeluh karena lonjakan harganya, kini mengalami penurunan. Harga per kilogramnya kini berada di angka Rp42.548, turun dari posisi minggu lalu yang menyentuh Rp45.768. Penurunan ini cukup terasa, terutama bagi pedagang makanan yang mengandalkan bumbu pedas dalam masakannya.

2. Bawang Merah
Komoditas lain yang menjadi penyelamat di akhir bulan adalah bawang merah. Sebagai bumbu dasar hampir di semua masakan, penurunan harga bawang merah tentu memberi dampak langsung bagi konsumen. Harga per kilogramnya kini menjadi Rp43.973, setelah sebelumnya sempat tinggi di angka Rp48.610.

3. Beras Premium dan Medium
Komoditas penting lain adalah beras yang kerap menjadi penentu utama inflasi pangan. Kali ini, beras premium tercatat mengalami penurunan harga ke angka Rp15.934/kg, dari sebelumnya Rp16.099/kg. Sementara itu, beras medium justru mencatatkan penurunan lebih signifikan ke angka Rp12.993/kg dari sebelumnya Rp14.305/kg. Ini menjadi sinyal positif karena beras adalah kebutuhan pokok hampir seluruh rumah tangga Indonesia.

4. Beras SPHP
Sementara itu, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) tercatat masih stabil di kisaran Rp12.591/kg. Walau tidak mengalami penurunan, harganya tetap dianggap terjangkau dan menjadi alternatif bagi masyarakat yang mencari opsi lebih ekonomis.

5. Daging Ayam
Harga daging ayam yang beberapa waktu lalu sempat mengalami fluktuasi, kini juga tercatat menurun. Meski penurunan belum signifikan, kabar ini tetap memberi rasa lega bagi konsumen yang mengandalkan protein hewani murah ini sebagai sumber gizi keluarga.

Harapan Baru di Akhir Bulan

Turunnya harga sejumlah bahan pokok menjelang akhir Agustus ini membawa dampak psikologis positif bagi masyarakat. Pasalnya, banyak konsumen yang sempat menunda belanja besar karena khawatir harga tak kunjung turun. Kini, dengan pergerakan harga yang lebih ramah di kantong, banyak keluarga bisa bernapas lebih lega.

Tren ini juga menjadi sinyal positif bagi pengendalian inflasi di sektor pangan. Jika harga dapat dijaga tetap stabil hingga memasuki September, maka dampaknya akan terasa lebih luas bagi daya beli masyarakat, terutama menjelang momen besar nasional atau musim panen.

Meskipun begitu, masyarakat tetap diimbau untuk bijak dalam belanja dan tidak melakukan aksi borong. Stabilnya harga perlu didukung dengan perilaku konsumsi yang seimbang agar pasokan tetap terjaga dan tidak menciptakan lonjakan permintaan yang tiba-tiba.

Menanti Stabilitas Lebih Lama

Kabar turunnya harga ini memang menjadi napas segar. Namun, yang kini ditunggu-tunggu adalah konsistensi tren ini. Jika harga bahan pokok bisa terus terkendali hingga beberapa minggu ke depan, maka bukan tidak mungkin tekanan ekonomi rumah tangga akan jauh berkurang.

Turunnya harga tidak hanya membantu masyarakat kecil, tetapi juga para pelaku usaha kecil dan mikro, seperti penjual makanan, yang selama ini menanggung beban operasional akibat harga bahan baku yang melonjak.

Semoga, penurunan ini menjadi awal dari stabilitas harga yang lebih lama, bukan hanya momen sesaat. Akhir bulan tak lagi harus menjadi momen penuh kecemasan, tapi bisa dinikmati sebagai fase transisi yang ringan setidaknya di dapur para ibu dan pedagang pasar.

Terkini