Tarif Listrik Tetap, PLN Jaga Stabilitas Daya Beli dan Dukung Industri
JAKARTA - Stabilnya tarif listrik menjadi kabar baik bagi masyarakat dan pelaku usaha di seluruh Indonesia. Untuk periode 28–31 Juli 2025, harga listrik per kilowatt hour (kWh) yang diberlakukan oleh PT PLN (Persero) tetap mengacu pada besaran sebelumnya, baik untuk pelanggan subsidi maupun nonsubsidi.
Merujuk pada laman resmi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), keputusan untuk tidak menaikkan tarif listrik didasari atas pertimbangan menjaga daya beli masyarakat serta mendukung sektor industri nasional yang tengah bergerak menuju pemulihan. Meskipun parameter ekonomi seperti nilai tukar, harga minyak mentah (ICP), inflasi, dan Harga Batubara Acuan (HBA) sempat mengalami kenaikan, pemerintah memutuskan untuk tidak menyesuaikan tarif listrik.
Penetapan Tarif Berdasarkan Peraturan ESDM
Mengacu pada Peraturan Menteri ESDM Nomor 7 Tahun 2024, penyesuaian tarif listrik dilakukan setiap triwulan dengan memperhatikan kondisi ekonomi makro. Untuk tarif triwulan III tahun 2025, data yang digunakan berasal dari periode Februari hingga April 2025.
Baca Juga
Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Jisman P. Hutajulu menyatakan bahwa keputusan mempertahankan tarif listrik menjadi langkah strategis pemerintah untuk mendukung pemulihan ekonomi dan memberikan ruang pertumbuhan bagi pelaku industri. “Untuk mendukung momentum pertumbuhan ekonomi nasional, dan meningkatkan daya beli masyarakat, serta daya saing industri, Triwulan III 2025 diputuskan tarif tetap, sepanjang tidak ditetapkan lain oleh pemerintah,” jelas Jisman dalam keterangan resminya.
Rincian Tarif Listrik Pelanggan Nonsubsidi
Tarif listrik yang berlaku untuk pelanggan PLN nonsubsidi, baik pengguna prabayar maupun pascabayar, tidak mengalami perubahan. Baik rumah tangga maupun sektor bisnis dan pemerintah tetap menggunakan tarif yang telah ditetapkan sebelumnya, tergantung pada golongan daya listrik.
Berikut rincian tarif listrik pelanggan rumah tangga nonsubsidi:
R-1/TR 900 VA: Rp 1.352 per kWh
R-1/TR 1.300 VA: Rp 1.444,70 per kWh
R-1/TR 2.200 VA: Rp 1.444,70 per kWh
R-2/TR 3.500–5.500 VA: Rp 1.699,53 per kWh
R-3/TR 6.600 VA ke atas: Rp 1.699,53 per kWh
Untuk pelanggan di sektor bisnis dan instansi pemerintah:
B-2/TR (6.600 VA–200 kVA): Rp 1.444,70 per kWh
P-1/TR (kantor pemerintah 6.600 VA–200 kVA): Rp 1.699,53 per kWh
P-3/TR (penerangan jalan umum di atas 200 kVA): Rp 1.699,53 per kWh
Pelanggan Subsidi Tetap Nikmati Tarif Ringan
Selain pelanggan nonsubsidi, pelanggan subsidi yang berasal dari kelompok masyarakat berpenghasilan rendah (MBR), pelaku UMKM, serta institusi sosial, juga tidak mengalami perubahan tarif. Pemerintah tetap memberikan perlindungan melalui subsidi energi agar kebutuhan dasar seperti listrik tetap terjangkau.
Berikut rincian tarif listrik pelanggan subsidi:
Rumah tangga 450 VA: Rp 415 per kWh
Rumah tangga 900 VA subsidi: Rp 605 per kWh
Rumah tangga 900 VA Rumah Tangga Mampu (RTM): Rp 1.352 per kWh
Rumah tangga 1.300–2.200 VA: Rp 1.444,70 per kWh
Rumah tangga 3.500 VA ke atas: Rp 1.699,53 per kWh
Kelompok ini juga mencakup pelanggan sosial, bisnis kecil, industri kecil, dan lainnya yang telah terdaftar sebagai penerima subsidi energi sesuai dengan kebijakan pemerintah.
Upaya Menjaga Keseimbangan Ekonomi dan Kebutuhan Energi
Pemerintah melalui PLN dan Kementerian ESDM terus mengedepankan keseimbangan antara efisiensi penyediaan energi dan keterjangkauan harga listrik bagi masyarakat. Stabilitas harga yang dipertahankan ini tidak hanya memberi dampak langsung pada pengeluaran rumah tangga, tetapi juga menjaga iklim usaha yang kondusif.
Kebijakan ini diambil di tengah berbagai tantangan global, termasuk fluktuasi harga energi internasional dan tekanan nilai tukar. Dalam konteks tersebut, keterbukaan informasi tentang tarif dan transparansi kebijakan menjadi penting untuk menjaga kepercayaan publik terhadap pengelolaan sektor ketenagalistrikan nasional.
Rekomendasi
