Perubahan Harga BBM di SPBU Awal Agustus 2025
JAKARTA - Pada awal Agustus 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) di beberapa SPBU besar di Indonesia, seperti Pertamina, Shell, BP, dan Vivo, mengalami penurunan untuk beberapa jenis BBM. Namun, ada peningkatan yang terlihat pada harga bahan bakar diesel di hampir semua SPBU tersebut. Hal ini mempengaruhi pilihan konsumen dalam memilih jenis bahan bakar yang digunakan.
Penurunan Harga BBM di SPBU Pertamina
Harga BBM nonsubsidi di SPBU Pertamina mengalami penurunan pada awal Agustus. Untuk jenis Pertamax, harga turun menjadi Rp12.200 per liter, yang sebelumnya tercatat Rp12.500 per liter pada Juli 2025. Penurunan ini berlaku untuk jenis-jenis Pertamax lainnya, seperti Pertamax Green dan Pertamax Turbo. Pertamax Green, yang menggunakan RON 95, kini dijual seharga Rp13.000 per liter, turun dari Rp13.250 pada bulan sebelumnya. Sedangkan harga Pertamax Turbo (RON 98) kini berada di angka Rp13.200 per liter, turun Rp300 dari Rp13.500 per liter pada Juli.
Baca Juga
Namun, meskipun harga beberapa jenis BBM turun, bahan bakar diesel justru mengalami kenaikan. Untuk Dex series, harga bahan bakar meningkat signifikan. Berikut adalah rincian harga BBM di SPBU Pertamina untuk Agustus 2025:
Pertalite: Rp10.000 per liter
Solar Subsidi: Rp6.800 per liter
Pertamax: Rp12.200 per liter
Pertamax Turbo: Rp13.000 per liter
Pertamax Green: Rp13.200 per liter
Dexlite: Rp13.850 per liter
Pertamina Dex: Rp14.150 per liter
Harga BBM di SPBU Shell Turun untuk Jenis Nonsubsidi
SPBU Shell juga turut menurunkan harga BBM nonsubsidi untuk bulan Agustus 2025. Jenis Shell Super yang sebelumnya dijual seharga Rp12.810 per liter pada Juli 2025 kini turun menjadi Rp12.580 per liter pada 1 Agustus 2025. Penurunan ini memberikan keuntungan bagi konsumen yang menggunakan bahan bakar jenis ini.
Namun, untuk bahan bakar diesel, harga di SPBU Shell justru mengalami kenaikan. Berikut adalah rincian harga BBM di SPBU Shell untuk Agustus 2025:
Shell Super: Rp12.580 per liter
V-Power: Rp13.050 per liter
V-Power Diesel: Rp13.230 per liter
V-Power Nitro+: Rp14.380 per liter
Kenaikan Harga Diesel di SPBU BP
Harga BBM di SPBU BP juga menunjukkan pola yang sama dengan SPBU lainnya, dengan penurunan untuk bahan bakar nonsubsidi dan kenaikan pada bahan bakar diesel. BP Ultimate yang sebelumnya dibanderol dengan harga Rp13.050 per liter pada Juli 2025 kini tetap stabil pada harga yang sama. Namun, jenis bahan bakar diesel, BP Ultimate Diesel, mengalami peningkatan menjadi Rp14.380 per liter.
Berikut adalah rincian harga BBM di SPBU BP:
BP Ultimate: Rp13.050 per liter
BP 92: Rp12.550 per liter
BP Ultimate Diesel: Rp14.380 per liter
Perubahan Harga BBM di SPBU Vivo
SPBU Vivo juga mengalami perubahan harga BBM yang signifikan. Seperti halnya SPBU lainnya, Vivo menurunkan harga untuk BBM nonsubsidi, sementara harga bahan bakar diesel mengalami kenaikan. Jenis Revvo 90 yang sebelumnya dijual dengan harga Rp12.490 per liter kini turun menjadi Rp12.490, sedangkan Revvo 92 turun menjadi Rp12.580 per liter. Sedangkan Revvo 95, yang menggunakan RON 95, turun menjadi Rp13.050 per liter.
Di sisi lain, harga bahan bakar diesel seperti Diesel Primus Plus mengalami kenaikan menjadi Rp14.380 per liter.
Berikut adalah rincian harga BBM di SPBU Vivo:
Revvo 90: Rp12.490 per liter
Revvo 92: Rp12.580 per liter
Revvo 95: Rp13.050 per liter
Diesel Primus Plus: Rp14.380 per liter
Fluktuasi Harga BBM dan Dampaknya pada Konsumen
Penurunan harga BBM jenis Pertamax di beberapa SPBU seperti Pertamina, Shell, dan BP memberi angin segar bagi konsumen yang mengandalkan bahan bakar nonsubsidi. Penurunan harga ini terjadi di tengah-upaya pemerintah dan perusahaan minyak untuk menstabilkan pasar BBM nasional. Meski demikian, harga bahan bakar diesel tetap menjadi perhatian karena harganya cenderung mengalami kenaikan di hampir semua SPBU besar di Indonesia.
Bagi konsumen yang menggunakan bahan bakar diesel, baik untuk kendaraan pribadi maupun transportasi umum, kenaikan harga bahan bakar diesel akan menjadi beban tambahan. Seiring dengan peningkatan harga bahan bakar diesel, biaya operasional untuk sektor transportasi, industri, dan logistik bisa meningkat, yang pada gilirannya dapat memengaruhi harga barang dan biaya hidup masyarakat.
Rekomendasi
