
JAKARTA - Permintaan listrik global yang terus meningkat diperkirakan akan dipenuhi oleh pasokan energi terbarukan yang semakin melimpah, menggeser peran batu bara dalam penyediaan energi. Pada 2026, energi terbarukan diperkirakan akan menggantikan batu bara sebagai sumber energi utama dunia. Hal ini tercermin dalam laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA), yang menyebutkan bahwa krisis iklim yang sempat mengkhawatirkan akan mulai mereda seiring dengan peralihan menuju sumber energi yang lebih ramah lingkungan.
Pertumbuhan Permintaan Listrik yang Meningkat
Dalam laporan Electricity Mid-Year Update, IEA mengungkapkan bahwa permintaan listrik global diperkirakan akan terus tumbuh pada salah satu laju tercepat dalam lebih dari satu dekade. Hal ini terjadi meskipun ada tekanan ekonomi yang cukup besar akibat ketidakpastian pasar global. Lonjakan permintaan listrik ini didorong oleh peningkatan konsumsi di negara-negara berkembang serta pertumbuhan sektor industri yang sangat bergantung pada energi listrik.
Baca Juga
Tingkat pertumbuhan yang cepat ini memperlihatkan bahwa transisi menuju energi terbarukan tidak hanya sebuah pilihan lingkungan, tetapi juga kebutuhan ekonomi. Negara-negara di seluruh dunia berusaha memenuhi kebutuhan energi yang semakin tinggi dengan beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan, seperti angin, matahari, dan hidro.
Energi Terbarukan Meningkat Tajam
Seiring dengan lonjakan permintaan, pasokan energi terbarukan pun mengalami peningkatan yang signifikan. IEA memperkirakan bahwa energi terbarukan akan menggantikan batu bara pada 2026. Pasokan energi terbarukan diperkirakan akan terus meningkat, dengan kontribusi utama berasal dari tenaga angin dan matahari. Kedua sumber energi ini telah terbukti semakin efisien dan ekonomis, mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil yang lebih mahal dan berdampak buruk terhadap lingkungan.
Salah satu faktor utama yang mendorong peralihan ini adalah biaya yang semakin terjangkau untuk pembangunan infrastruktur energi terbarukan. Teknologi panel surya dan turbin angin telah mengalami penurunan biaya yang signifikan dalam dekade terakhir, menjadikannya pilihan yang lebih kompetitif dibandingkan batu bara dan gas alam. Keuntungan ekonomi ini semakin mempercepat transisi menuju energi bersih.
Pengaruh Krisis Iklim terhadap Kebijakan Energi Global
Krisis iklim yang semakin intensif telah mendorong banyak negara untuk meninjau kembali kebijakan energi mereka. Dampak perubahan iklim, yang meliputi gelombang panas ekstrem, banjir, dan bencana alam lainnya, telah menjadi pengingat keras bagi dunia untuk mengurangi ketergantungan pada sumber energi yang merusak lingkungan.
IEA menegaskan bahwa peralihan menuju energi terbarukan adalah langkah yang tepat untuk mengurangi emisi gas rumah kaca yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Selain itu, banyak negara juga telah menetapkan target ambisius untuk mencapai emisi nol pada tahun 2050, yang menjadi pendorong utama bagi adopsi energi terbarukan secara massal.
Berkat komitmen internasional dan dukungan kebijakan pemerintah, banyak negara mulai berinvestasi dalam teknologi hijau, mengurangi pembakaran batu bara, dan menggantinya dengan sumber energi yang lebih bersih. Transisi ini juga didukung oleh perkembangan dalam penyimpanan energi, yang memungkinkan energi terbarukan yang dihasilkan pada waktu tertentu dapat disimpan dan digunakan saat dibutuhkan.
Posisi Batu Bara yang Tergeser
Batu bara, yang sebelumnya menjadi tulang punggung pembangkit listrik di banyak negara, kini semakin terdesak oleh teknologi energi terbarukan yang lebih ramah lingkungan. IEA mencatat bahwa meskipun batu bara masih menyumbang sebagian besar dari kebutuhan energi global, tren jangka panjang menunjukkan penurunan konsumsi batu bara.
Pada 2026, diperkirakan bahwa kontribusi batu bara terhadap pembangkit listrik akan menurun secara signifikan. Hal ini tidak hanya disebabkan oleh peralihan ke energi terbarukan, tetapi juga oleh meningkatnya kebijakan pengurangan emisi yang diterapkan oleh berbagai negara. Banyak negara, terutama di Eropa dan Amerika Utara, telah menutup pembangkit listrik tenaga batu bara dan beralih ke pembangkit yang lebih ramah lingkungan, seperti tenaga angin dan solar.
Peran Teknologi dan Inovasi dalam Energi Terbarukan
Salah satu faktor penting yang mendukung peralihan dari batu bara ke energi terbarukan adalah kemajuan teknologi yang luar biasa dalam sektor energi bersih. Inovasi dalam efisiensi turbin angin dan panel surya telah mengurangi biaya produksi energi terbarukan secara signifikan. Selain itu, sistem penyimpanan energi yang semakin maju memungkinkan negara-negara untuk memanfaatkan sumber daya alam yang tidak terbarukan, seperti angin dan matahari, yang sebelumnya sulit diandalkan sebagai sumber energi yang stabil.
Dengan penurunan biaya investasi dan peningkatan efisiensi, energi terbarukan kini menjadi lebih kompetitif dibandingkan dengan batu bara dan energi fosil lainnya. Teknologi ini memungkinkan negara-negara berkembang untuk mengakses energi bersih dengan biaya yang lebih terjangkau, sehingga mendorong adopsi energi terbarukan secara global.

Zahra Kurniawati
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin
- Minggu, 14 September 2025
Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League
- Minggu, 14 September 2025
Terpopuler
1.
OPPO Pad 5 Tawarkan Layar 3K dan Dimensity 9400+
- 14 September 2025
2.
Xiaomi 15T Pro Hadir dengan Kamera Periscope 5x
- 14 September 2025
3.
Harga HP Xiaomi September 2025 Terbaru, Redmi 15R Rilis
- 14 September 2025
4.
Nokia Luncurkan Mission-Safe Phone, Smartphone Taktis Militer
- 14 September 2025
5.
Review Nokia 7.1 Bekas RAM 4GB: Desain Premium, Harga Masih Realistis
- 14 September 2025