
JAKARTA - Pasar batu bara global tengah menghadapi tekanan besar seiring melemahnya permintaan impor dari kawasan Asia. Lonjakan produksi lokal di China dan India membuat impor batu bara kedua negara tersebut turun signifikan, mendorong harga batu bara internasional anjlok ke level terendah dalam beberapa pekan terakhir.
Harga batu bara Newcastle kontrak Agustus 2025 tercatat melemah US$0,15 menjadi US$114,8 per ton. Sementara kontrak September turun US$0,2 menjadi US$117 per ton, dan kontrak Oktober terpangkas US$0,25 ke level US$118 per ton.
Pelemahan juga terlihat pada pasar Eropa. Harga batu bara Rotterdam untuk Agustus 2025 turun US$0,6 menjadi US$102,6 per ton, sedangkan kontrak September tetap di US$104,5 dan Oktober melemah US$0,1 menjadi US$105,65 per ton.
Baca Juga
Lonjakan Produksi China dan India
Data dari Kpler yang dikutip kolumnis Reuters, Clyde Russell, menunjukkan bahwa impor batu bara termal Asia melalui jalur laut anjlok 7,8% pada Juli 2025 dibandingkan periode sama tahun lalu. Penurunan ini terjadi meskipun Jepang dan Korea Selatan meningkatkan pembelian, namun belum mampu menutupi berkurangnya permintaan dari China dan India.
Secara kumulatif, pengiriman batu bara ke kawasan Asia pada Januari–Juli 2025 turun 8,4% dibanding periode yang sama di 2024. Bahkan, China mencatatkan volume impor batu bara terendah dalam dua setengah tahun terakhir pada Juni 2025, yaitu 33,04 juta ton, atau merosot 26% dari tahun sebelumnya dan turun 8% dari Mei.
Asosiasi Transportasi dan Distribusi Batu Bara China memprediksi total impor batu bara 2025 bisa turun 50–100 juta ton dibanding 2024. Faktor utamanya adalah melemahnya sektor properti, perlambatan industri, dan stok domestik yang semakin melimpah.
Sementara itu, India juga agresif meningkatkan produksi lokal dan mengurangi ketergantungan pada batu bara impor, yang membuat volume pengiriman luar negeri ke negara tersebut menurun dalam beberapa bulan terakhir.
Permintaan Lesu, Harga Batu Bara Terus Terkoreksi
Walaupun ada kenaikan impor di beberapa negara seperti Jepang dan Korea Selatan pada Juli dibanding bulan sebelumnya, total permintaan kawasan Asia tetap berada di bawah level tahunan. Kondisi ini menunjukkan bahwa pasar masih dibayangi kelebihan pasokan akibat peningkatan produksi domestik dua konsumen terbesar dunia tersebut.
Dengan tren ini, analis memperkirakan harga batu bara bisa terus berada dalam tekanan dalam jangka pendek. Ketidakpastian permintaan Asia, ditambah dengan stok tinggi dan perlambatan industri di China serta India, menjadi faktor utama yang menahan pergerakan harga untuk pulih.

Nathasya Zallianty
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin
- Minggu, 14 September 2025
Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League
- Minggu, 14 September 2025
Terpopuler
1.
OPPO Pad 5 Tawarkan Layar 3K dan Dimensity 9400+
- 14 September 2025
2.
Xiaomi 15T Pro Hadir dengan Kamera Periscope 5x
- 14 September 2025
3.
Harga HP Xiaomi September 2025 Terbaru, Redmi 15R Rilis
- 14 September 2025
4.
Nokia Luncurkan Mission-Safe Phone, Smartphone Taktis Militer
- 14 September 2025
5.
Review Nokia 7.1 Bekas RAM 4GB: Desain Premium, Harga Masih Realistis
- 14 September 2025