Minggu, 14 September 2025

Trend Fashion Thrift yang Unik dan Ramah Kantong

Trend Fashion Thrift yang Unik dan Ramah Kantong
Trend Fashion Thrift yang Unik dan Ramah Kantong

JAKARTA - Beberapa tahun terakhir, istilah fashion thrift semakin sering terdengar di kalangan anak muda Indonesia. Aktivitas ini merujuk pada kebiasaan membeli pakaian bekas pakai yang masih layak digunakan, biasanya dijual melalui toko khusus barang secondhand, pasar loak modern, hingga platform digital.

Bagi generasi muda, khususnya Gen Z dan milenial, thrift bukan sekadar aktivitas belanja hemat, melainkan bagian dari gaya hidup. Mereka bisa mendapatkan pakaian dengan harga terjangkau, gaya yang unik, serta sekaligus berkontribusi dalam isu lingkungan. Tidak heran jika tren ini terus berkembang dan kini menjadi salah satu pilihan populer dalam dunia fashion di Indonesia.

Alasan Fashion Thrift Jadi Pilihan Anak Muda

Baca Juga

Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin

Ada sejumlah faktor yang membuat fashion thrift begitu diminati. Pertama adalah harga yang ramah kantong. Banyak anak muda bisa mendapatkan pakaian dari merek ternama dengan harga jauh lebih murah dibanding membeli barang baru di butik resmi. Hal ini tentu menjadi keuntungan besar bagi pelajar maupun pekerja muda dengan anggaran terbatas.

Selain itu, daya tarik fashion thrift juga terletak pada keunikan gaya. Tidak sedikit item yang dijual memiliki nuansa vintage atau bahkan langka, sehingga sulit ditemukan di toko retail biasa. Bagi mereka yang ingin tampil beda, barang thrift memberi kesempatan untuk mengekspresikan diri dengan lebih berani.

Menurut survei Indonesia Retail and Consumer Report (2021), meningkatnya minat terhadap thrift juga dipengaruhi oleh kesadaran generasi muda pada isu keberlanjutan. Membeli pakaian bekas dianggap sebagai bentuk kontribusi kecil dalam mengurangi konsumsi berlebih. Bagi banyak anak muda, thrift adalah kombinasi sempurna antara gaya, kreativitas, dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dampak Positif Thrift Terhadap Lingkungan

Industri fashion global kerap disebut sebagai salah satu penyumbang limbah terbesar di dunia. Data dari United Nations Environment Programme (UNEP) menunjukkan bahwa sektor ini menyumbang hingga 10% dari total emisi karbon dunia. Selain itu, jutaan ton limbah tekstil berakhir di tempat pembuangan setiap tahunnya.

Dalam konteks tersebut, fashion thrift hadir sebagai solusi alternatif. Dengan membeli pakaian bekas, konsumen secara tidak langsung membantu memperpanjang usia pakai produk tekstil. Alhasil, jumlah produksi pakaian baru dapat ditekan, begitu pula limbah yang dihasilkan.

Tidak hanya itu, thrift juga mendukung konsep ekonomi sirkular. Alih-alih membuang pakaian lama, barang tersebut bisa masuk kembali ke pasar untuk digunakan orang lain. Cara ini mampu mengurangi pemborosan sumber daya dan energi yang biasanya diperlukan dalam proses produksi baru.

Laporan dari ThredUp Resale Report (2023) bahkan memprediksi bahwa pasar fashion bekas global akan tumbuh hingga mencapai 350 miliar dolar AS pada tahun 2027. Pertumbuhan tersebut didorong oleh meningkatnya kesadaran akan keberlanjutan sekaligus gaya hidup hemat di kalangan generasi muda.

Gaya Hidup Kreatif Lewat Fashion Thrift

Selain aspek finansial dan lingkungan, fashion thrift juga membawa kebebasan dalam bereksperimen. Banyak anak muda menggunakan barang thrift untuk menciptakan outfit mix and match yang tidak terbatas pada tren arus utama.

Misalnya, perpaduan jaket denim vintage dengan sneakers modern, atau dress klasik yang dikombinasikan dengan aksesori masa kini. Pakaian bekas yang beragam justru menjadi media kreatif untuk menampilkan identitas diri. Hal ini menjadikan thrift bukan hanya aktivitas belanja, tetapi juga ruang eksplorasi gaya pribadi.

Tidak sedikit pula yang memanfaatkan fashion thrift sebagai peluang bisnis. Dengan kreativitas, pakaian bekas bisa di-upcycle menjadi produk baru bernilai jual tinggi. Tren ini sejalan dengan meningkatnya minat konsumen pada barang unik, personal, dan ramah lingkungan.

Fashion Thrift di Era Digital

Jika dulu barang bekas hanya bisa ditemukan di pasar tradisional, kini fashion thrift semakin mudah dijangkau berkat kehadiran platform digital. Banyak penjual membuka toko daring di media sosial atau e-commerce, lengkap dengan foto produk yang dikurasi agar menarik.

Anak muda pun lebih leluasa memilih koleksi sesuai selera, tanpa harus keluar rumah. Tren ini membuat fashion thrift berkembang pesat di Indonesia, bahkan menjadi bagian dari gaya hidup urban di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya.

Tidak hanya itu, muncul pula komunitas-komunitas thrift yang rutin mengadakan bazar, pameran, atau pop-up market. Acara semacam ini bukan hanya ajang belanja, tetapi juga sarana bertukar ide, inspirasi gaya, dan kesadaran tentang pentingnya berbelanja secara berkelanjutan.

Zahra Kurniawati

Zahra Kurniawati

variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Harga HP Realme Terbaru Lengkap Semua Seri Populer

Daftar Harga HP Realme Terbaru Lengkap Semua Seri Populer

Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin

Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin

Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League

Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League

Real Madrid Kalahkan Sociedad, Jaga Rekor Sempurna di LaLiga

Real Madrid Kalahkan Sociedad, Jaga Rekor Sempurna di LaLiga

Barcelona vs Valencia LaLiga, Jadwal Tayang dan Live Streaming

Barcelona vs Valencia LaLiga, Jadwal Tayang dan Live Streaming