Tingkat Sensitivitas Lingkungan Bisa Menjadi Faktor Kesehatan Mental
- Rabu, 20 Agustus 2025

JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru yang dipimpin oleh peneliti dari Universitas Queen Mary London mengungkapkan bahwa individu dengan tingkat sensitivitas tinggi terhadap lingkungan cenderung lebih rentan mengalami masalah kesehatan mental, seperti depresi dan kecemasan. Penelitian yang dipublikasikan dalam Clinical Psychological Science ini menunjukkan pentingnya memahami bagaimana sensitivitas terhadap rangsangan eksternal dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis seseorang.
Studi yang berjudul “The Relationship Between Environmental Sensitivity and Common Mental-Health Problems in Adolescents and Adults: A Systematic Review and Meta-Analysis” ini, menganalisis data dari 33 penelitian sebelumnya dan menemukan bahwa individu yang sangat sensitif terhadap lingkungan memiliki kemungkinan lebih besar untuk mengalami gangguan mental. Sensitivitas ini mencakup reaksi terhadap hal-hal seperti perubahan kecil dalam lingkungan, cahaya terang, hingga emosi orang di sekitar mereka.
Mengapa Sensitivitas Lingkungan Bisa Menjadi Faktor Risiko?
Baca Juga
Dalam konteks ini, sensitivitas didefinisikan sebagai kemampuan seseorang untuk merasakan dan memproses rangsangan dari lingkungan sekitarnya, yang sering kali tidak disadari oleh orang lain. Meskipun banyak penelitian kesehatan mental fokus pada faktor seperti neurotisisme (kecenderungan untuk mengalami emosi negatif), penelitian ini menyarankan bahwa sensitivitas terhadap lingkungan juga perlu mendapatkan perhatian lebih.
Tom Falkenstein, psikoterapis di Universitas Queen Mary London, menjelaskan, “Studi ini adalah yang pertama kali meninjau hubungan antara sensitivitas dan kesehatan mental dengan begitu komprehensif. Kami menemukan bahwa orang yang sangat sensitif lebih rentan terhadap depresi, kecemasan, gangguan stres pascatrauma, agorafobia, dan bahkan gangguan kepribadian menghindar.”
Potensi untuk Perawatan yang Lebih Tepat Sasaran
Sebagai tambahan, Falkenstein mencatat bahwa penemuan ini memiliki dampak penting pada cara terapi diberikan. Orang dengan tingkat sensitivitas tinggi mungkin merespons lebih baik terhadap pendekatan psikologis yang lebih lembut atau lebih individual, sehingga penting bagi profesional kesehatan mental untuk mengenali sifat ini dalam proses diagnosis dan pengobatan.
Dengan sekitar 31% populasi yang diperkirakan memiliki tingkat sensitivitas tinggi, kesadaran akan ciri khas ini menjadi kunci untuk menyesuaikan perawatan psikologis yang lebih efektif. Sebagai contoh, individu dengan sensitivitas tinggi mungkin lebih mudah terpengaruh oleh pengalaman negatif maupun positif, yang membuat kualitas lingkungan di sekitarnya sangat penting bagi kesejahteraan mereka.
Sikap Sensitif Bisa Memengaruhi Respons Terhadap Pengalaman Positif
Michael Pluess, profesor psikologi perkembangan di Universitas Surrey, juga mencatat bahwa orang yang sangat sensitif tidak hanya lebih responsif terhadap pengalaman negatif, tetapi juga dapat merasakan dampak yang lebih besar dari pengalaman positif. Ini berarti mereka juga memiliki potensi untuk merespons secara positif terhadap perawatan psikologis yang tepat dan lingkungan yang mendukung.
“Penting untuk diingat bahwa orang yang sangat sensitif juga bisa memiliki pengalaman emosional yang lebih mendalam dan positif. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya lebih terpengaruh oleh pengalaman negatif, tetapi juga bisa mendapat manfaat besar dari pengalaman yang menyenangkan,” tambah Pluess.
Batasan Penelitian dan Potensi Keterbatasan
Namun, para peneliti mengakui bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan. Mayoritas peserta adalah perempuan muda berusia sekitar 25 tahun, dengan tingkat pendidikan tinggi. Representasi yang lebih dominan dari satu kelompok ini berarti bahwa hasil yang ditemukan mungkin tidak sepenuhnya mencerminkan pengalaman dari berbagai demografi yang lebih beragam. Oleh karena itu, para peneliti menekankan perlunya penelitian lebih lanjut dengan sampel yang lebih luas dan lebih bervariasi.
Penelitian ini membuka pandangan baru dalam cara kita memahami hubungan antara kepribadian, sensitivitas terhadap lingkungan, dan kesehatan mental. Ini menunjukkan bahwa sensitivitas terhadap dunia sekitar kita mungkin lebih penting dalam memprediksi kesehatan mental daripada yang kita kira selama ini.

Zahra Kurniawati
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin
- Minggu, 14 September 2025
Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League
- Minggu, 14 September 2025
Terpopuler
1.
OPPO Pad 5 Tawarkan Layar 3K dan Dimensity 9400+
- 14 September 2025
2.
Xiaomi 15T Pro Hadir dengan Kamera Periscope 5x
- 14 September 2025
3.
Harga HP Xiaomi September 2025 Terbaru, Redmi 15R Rilis
- 14 September 2025
4.
Nokia Luncurkan Mission-Safe Phone, Smartphone Taktis Militer
- 14 September 2025
5.
Review Nokia 7.1 Bekas RAM 4GB: Desain Premium, Harga Masih Realistis
- 14 September 2025