Harga Batu Bara Menguat Tiga Hari Beruntun
Harga Batu Bara Menguat Tiga Hari Beruntun
JAKARTA - Harga batu bara menunjukkan penguatan selama tiga hari berturut-turut pada perdagangan terbaru. Pada Rabu, 20 Agustus 2025, harga batu bara di pasar ICE Newcastle untuk kontrak pengiriman bulan depan ditutup di US$ 111,5 per ton, meningkat 0,36% dari hari sebelumnya. Dalam kurun tiga hari tersebut, harga batu bara tercatat naik sekitar 0,6%.
Meski ada kenaikan dalam beberapa hari terakhir, tren mingguan masih menunjukkan penurunan sebesar 0,27%. Jika dilihat lebih luas, sepanjang tahun 2025 harga batu bara justru anjlok hampir 11%, sementara dalam setahun terakhir penurunan mencapai lebih dari 23%. Hal ini menandakan bahwa meskipun ada upaya pemulihan harga jangka pendek, tekanan bearish masih membayangi pasar batu bara global.
Penurunan harga ini tidak lepas dari perubahan tren global menuju energi bersih dan tekanan terhadap penggunaan bahan bakar fosil. Batu bara sebagai komoditas energi fosil mulai tersisih oleh energi terbarukan yang semakin diminati.
Baca Juga
Pengaruh Transisi Energi dan Kebijakan Lingkungan terhadap Permintaan Batu Bara
Salah satu faktor utama yang menekan harga batu bara adalah meningkatnya kesadaran global akan pentingnya kelestarian lingkungan dan pengurangan emisi karbon. Energi terbarukan seperti tenaga angin dan surya makin masif digunakan, khususnya di negara-negara konsumen batu bara terbesar.
China, sebagai konsumen batu bara terbesar dunia, memberikan gambaran jelas tentang perubahan ini. Laporan dari Centre for Research on Energy and Clean Air (CREA) menyebutkan bahwa emisi karbon dioksida China pada Januari hingga Juli 2025 turun sekitar 1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Penurunan ini sejalan dengan penambahan kapasitas pembangkit listrik tenaga angin dan surya, yang menyebabkan emisi dari pembangkit listrik tenaga batu bara menurun sekitar 3%.
Perubahan pola konsumsi energi ini menjadi tantangan bagi industri batu bara, yang harus beradaptasi dengan tekanan regulasi dan preferensi pasar global yang semakin ramah lingkungan.
Prospek Teknikal Harga Batu Bara: Antara Peluang Kenaikan dan Risiko Penurunan
Secara teknikal, harga batu bara saat ini masih dalam tekanan bearish jika dilihat dari indikator utama. Relative Strength Index (RSI) pada timeframe harian berada di angka 44, yang berarti harga batu bara masih dalam kondisi lemah dan belum keluar dari tren penurunan.
Namun, indikator Stochastic RSI menunjukkan bahwa harga batu bara sudah mencapai titik jenuh jual (oversold) pada level 0. Kondisi ini sering kali menjadi sinyal bahwa harga berpotensi mengalami koreksi atau rebound dalam waktu dekat.
Untuk perdagangan hari ini, ada peluang harga batu bara melanjutkan kenaikan. Target resistance terdekat berada di kisaran US$ 113 per ton. Jika berhasil menembus level ini, harga batu bara berpotensi menguat lebih jauh ke kisaran US$ 114 hingga US$ 116 per ton.
Sebaliknya, bila tekanan jual meningkat dan harga menembus support terdekat di US$ 109 per ton, risiko penurunan lebih dalam akan terbuka. Dalam skenario tersebut, harga batu bara bisa melorot ke rentang US$ 103 hingga US$ 106 per ton.
Rekomendasi
