Ardhantara Pimpin FUTR, Targetkan Proyek Energi Terbarukan Berskala Nasional
- Rabu, 08 Oktober 2025

JAKARTA - PT Futura Energi Global Tbk. (FUTR) tengah memulai babak baru setelah resmi diakuisisi oleh Ardhantara sebagai pengendali utama. Perseroan kini diarahkan menjadi holding company energi hijau yang menaungi berbagai proyek energi baru terbarukan (EBT).
Direktur Utama FUTR, Tonny Agus Mulyantono, menjelaskan bahwa Ardhantara berencana mengembangkan bisnis perseroan sejalan dengan kebijakan energi nasional. Fokus utama adalah sektor energi terbarukan, termasuk geothermal, surya, dan potensi energi hijau lainnya.
Saat ini, studi kelayakan bisnis untuk proyek EBT masih dalam tahap persiapan bersama pengendali baru. Hasil kajian ini akan disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) terkait perubahan kegiatan usaha dan rencana rights issue pada 2026.
Baca JugaJaguar Land Rover Hadapi Tantangan Berat Pasca Serangan Siber
Tonny menegaskan, pengembangan EBT FUTR selaras dengan target pemerintah yang menetapkan 75% tambahan kapasitas listrik dari energi terbarukan dalam RUPTL PLN 2025–2034. Pemerintah juga berencana mengurangi kapasitas PLTU batu bara sebesar 5,5 GW sambil mempercepat pembangunan pembangkit energi bersih hingga minimal 74 GW.
Ardhantara sebagai pengendali baru membawa sejumlah aset berbasis energi terbarukan. Salah satunya adalah proyek geothermal Gunung Slamet melalui anak usaha SAE, yang sudah memasuki tahap eksplorasi aktif.
Investasi awal proyek Gunung Slamet mencapai lebih dari US$85 juta atau setara Rp1,5 triliun. Kegiatan mencakup geosurvey, pengeboran sumur eksplorasi tahap awal, dan pembangunan akses infrastruktur utama.
FUTR memiliki Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN untuk proyek ini. Kontrak PPA mencakup kapasitas 220 MW dengan masa kontrak 30 tahun setelah commercial operation date (COD).
Tahap pengeboran tambahan ditargetkan dimulai pada 2026 dengan kapasitas awal 20 MW. Pembangunan power plant dan fase COD direncanakan rampung pada 2027.
Sumber pendanaan proyek berasal dari kas internal, mitra kerja, dan pihak ketiga. Strategi pendanaan ini memastikan keberlanjutan proyek tanpa membebani struktur keuangan perseroan.
Proyek Energi Baru dan Potensi PLTS
Selain geothermal, FUTR juga menyiapkan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Proyek awal memiliki kapasitas 3,8 MW, dan secara bertahap ditargetkan mencapai total 130 MW.
Ardhantara berkomitmen menjadikan FUTR sebagai holding energi hijau berstandar internasional. Arah bisnis ini selaras dengan tren global menuju dekarbonisasi dan pemanfaatan energi terbarukan.
Struktur kepemilikan Ardhantara terdiri dari PT Raka Energi Mandiri (37,5%), PT Bina Wisesa Perkasa (37,5%), dan PT Amartya Inti Investama (25%). Penerima manfaat utama adalah Geremy Gandhi Masukhani, pemilik Raka Energi Mandiri.
FUTR menekankan pentingnya transformasi ini untuk menjawab tuntutan energi bersih di Indonesia. Holding energi hijau ini diharapkan menjadi model pengelolaan proyek EBT yang terintegrasi dan efisien.
Rights issue FUTR akan memanfaatkan aset berbasis energi untuk memperkuat struktur permodalan. Rencana ini diproyeksikan meningkatkan daya saing perseroan di pasar energi terbarukan.
Pengembangan proyek PLTS dan geothermal juga memperkuat portofolio energi hijau FUTR. Proyek ini tidak hanya menjawab kebutuhan energi nasional, tetapi juga membuka peluang bisnis baru di sektor EBT.
FUTR berfokus pada penyediaan energi bersih untuk mendukung target pemerintah dalam transisi energi. Proyek geothermal Gunung Slamet menjadi contoh nyata bagaimana investasi energi hijau dapat diimplementasikan secara komersial.
Selain itu, proyek PLTS dengan total potensi 130 MW akan meningkatkan kontribusi energi terbarukan pada grid nasional. Pengembangan bertahap ini juga membuka kesempatan kerja dan kolaborasi dengan mitra lokal maupun internasional.
Ardhantara akan memimpin integrasi aset energi terbarukan ke dalam FUTR. Strategi ini mencakup peningkatan efisiensi operasional, pengelolaan risiko, dan optimalisasi pendapatan dari proyek EBT.
Dengan hak pengendalian Ardhantara, FUTR akan memperluas cakupan proyek energi terbarukan. Targetnya tidak hanya geothermal dan surya, tetapi juga potensi energi bersih lain yang mendukung net zero emission.
Transformasi FUTR menjadi holding energi hijau menempatkan perseroan pada posisi strategis dalam ekosistem energi nasional. Dengan dukungan regulasi dan PPA jangka panjang, prospek bisnis FUTR di sektor EBT tetap positif.
Secara keseluruhan, langkah strategis Ardhantara sebagai pengendali baru diharapkan memperkuat fundamental FUTR. Holding energi hijau ini akan menjadi pemain kunci dalam percepatan transisi energi di Indonesia.

Nathasya Zallianty
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Saham Bank Swasta Tembus Pertumbuhan Signifikan, Menarik Perhatian Investor
- Rabu, 08 Oktober 2025