Pergerakan Saham Perbankan Besar di Awal 2025: Ketidakpastian Global dan Prospek Pemulihan
- Kamis, 09 Januari 2025

Jakarta – Di tengah awal tahun yang baru, saham-saham perbankan besar di Indonesia masih menunjukkan performa yang kurang optimal. Meski demikian, terdapat secercah harapan bahwa kinerja sektor ini akan menguat seiring dengan prediksi pertumbuhan ekonomi yang lebih baik. Pertanyaan yang mengemuka dari para investor kini adalah, "Apakah aksi jual saham perbankan sudah berakhir?"
Performa Saham Perbankan Besar
Saham-saham berkapitalisasi besar dari sektor perbankan telah menjadi penekan bagi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang 2024. IHSG mencatat penurunan 2,65% dan ditutup pada level 7.079,90 pada 30 Desember 2024. Selama kuartal terakhir di 2024, aksi jual bersih investor asing terhadap saham bank-bank besar di Indonesia mencapai Rp31 triliun (sekitar US$1,9 miliar) — salah satu aksi jual terbesar dalam sejarah perbankan Indonesia, Kamis, 9 Januari 2025.
Salah satu saham yang mengalami tekanan terberat adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI), dengan aksi jual asing mencapai Rp18,3 triliun menyusul laporan kemunduran dalam pemulihan biayanya pada kuartal ketiga 2024.
Prediksi Pemulihan dan Strategi Investor
Bahana Sekuritas dalam laporannya menyatakan bahwa meskipun kinerja sektor perbankan Indonesia mengalami tekanan sepanjang 2024, terdapat peluang dalam akumulasi saham-saham bank besar di 2025. "Nilai-nilai yang lebih menarik mulai muncul, menghadirkan peluang bagi investor untuk mengakumulasi saham bank-bank Indonesia," ujar Analis Bahana Sekuritas.
Para pemberi pinjaman blue-chip kini diperdagangkan pada -1SD dari rata-rata P/B atau P/E selama lima tahun terakhir. Valuasi ini dianggap menggiurkan, mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang stabil dan sektor perbankan yang relatif kurang terpenetrasi.
Rentetan kebijakan yang diprediksi akan diambil oleh The Federal Reserve (The Fed) Amerika Serikat juga diperkirakan berdampak pada pemulihan aset di pasar berkembang. Bahana Sekuritas memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga lebih dari dua kali lipat dari yang digambarkan dalam dot-plot tahun ini. "Kami percaya bahwa dolar AS hanya perlu satu cuitan lagi dari Donald Trump untuk memulai penurunan yang akan menguntungkan pasar saham emerging markets, termasuk Indonesia," tegas Analis tersebut.
Proyeksi Pertumbuhan Keuntungan
Untuk tahun 2025, Bahana Sekuritas memproyeksikan adanya peningkatan pertumbuhan laba bagi beberapa bank besar. "Kami memperkirakan peningkatan pertumbuhan laba bank menjadi sekitar satu digit tinggi untuk BBRI, BMRI, dan BBNI, dengan pertumbuhan pertengahan belasan untuk BBCA dan BRIS," ungkap Bahana Sekuritas dalam laporannya.
BBCA dan BRIS diperkirakan mencatat pertumbuhan laba bersih year-on-year (y-y) masing-masing sebesar 14,3% dan 21,5% per November 2024. Secara khusus, pemulihan ekonomi makro Indonesia dan kebijakan domestik yang mendukung segmen berpenghasilan rendah diharapkan akan menjadi pendorong utama bagi pertumbuhan ini.
Presiden Indonesia Prabowo Subianto menggarisbawahi kebijakan yang menguntungkan masyarakat berpenghasilan rendah. Program seperti Makanan Bergizi Gratis (MBG) dan bantuan sosial lainnya dapat memberikan dukungan bagi perbankan dengan peningkatan penekanan pada segmen kredit Usaha Kecil dan Menengah (UKM).

Tri Kismayanti
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin
- Minggu, 14 September 2025
Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League
- Minggu, 14 September 2025
Terpopuler
1.
OPPO Pad 5 Tawarkan Layar 3K dan Dimensity 9400+
- 14 September 2025
2.
Xiaomi 15T Pro Hadir dengan Kamera Periscope 5x
- 14 September 2025
3.
Harga HP Xiaomi September 2025 Terbaru, Redmi 15R Rilis
- 14 September 2025
4.
Nokia Luncurkan Mission-Safe Phone, Smartphone Taktis Militer
- 14 September 2025
5.
Review Nokia 7.1 Bekas RAM 4GB: Desain Premium, Harga Masih Realistis
- 14 September 2025