Minggu, 14 September 2025

Kemenkes Dorong Aktif Masyarakat dalam Upaya Eliminasi TBC di Indonesia

Kemenkes Dorong Aktif Masyarakat dalam Upaya Eliminasi TBC di Indonesia
Kemenkes Dorong Aktif Masyarakat dalam Upaya Eliminasi TBC di Indonesia

JAKARTA - Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) tengah menggalakkan upaya untuk memberantas tuberkulosis (TBC), sebuah penyakit yang masih menjadi ancaman serius bagi kesehatan masyarakat. Melalui kampanye bertajuk "Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis dengan Komitmen dan Aksi Nyata" (GIATKAN), masyarakat diajak untuk lebih sadar akan bahaya TBC dan turut serta dalam pencegahan serta pengendaliannya.

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menegaskan bahwa pemerintah sangat serius dalam penanganan TBC. "Percepatan penanganan kasus TBC sangat penting agar kita bisa menurunkan angka kematian dan mencegah penyebaran lebih luas," ujarnya. TBC, yang pertama kali ditemukan 140 tahun lalu, telah menyebabkan lebih dari satu miliar kematian di seluruh dunia, menjadikannya salah satu penyakit menular paling mematikan.

Kampanye GIATKAN ini diluncurkan menjelang Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia (HTBS) pada 24 Maret 2025. Dengan adanya kampanye ini, diharapkan partisipasi masyarakat dalam pemberantasan TBC dapat meningkat, sehingga angka kasus TBC yang masih tinggi di Indonesia, yaitu 136 ribu kematian per tahun, dapat ditekan. Statistik ini berarti bahwa sekitar dua orang meninggal setiap lima menit akibat TBC di Indonesia.

Kemenkes menetapkan target ambisius untuk memastikan bahwa minimal 90 persen pasien yang terdiagnosis dapat memulai dan menyelesaikan pengobatan. Untuk mencapai target eliminasi TBC pada tahun 2030, berbagai strategi komprehensif telah dirancang. Program "Temukan TB, Obati Sampai Sembuh" (TOSS TB) merupakan salah satu inisiatif penting yang bertujuan untuk meningkatkan penemuan kasus aktif, mengatur pengobatan yang tepat sasaran, dan mendampingi pasien hingga terapi selesai.

Yudhi Pramono, Plt Direktur Jenderal Penanggulangan Penyakit Kemenkes, menjelaskan bahwa dalam kampanye GIATKAN, pemerintah menggencarkan deteksi dini serta pengobatan pencegahan, terutama bagi kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan orang dengan daya tahan tubuh yang lemah. "Deteksi dini sangat krusial agar pasien bisa segera mendapat pengobatan yang tepat. Selain itu, kita ingin memastikan pasien tidak mengalami resistensi obat, yang bisa membuat pengobatan lebih sulit dan memperpanjang masa penyembuhan," papar Yudhi.

Dalam upaya meningkatkan akses layanan kesehatan bagi pasien TBC, Kemenkes bekerja sama dengan berbagai fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk mempercepat proses diagnosis, memperluas cakupan layanan terapi, serta memastikan distribusi obat-obatan berjalan lancar. Eliminasi TBC, menurut Yudhi, bukan hanya tanggung jawab Pemerintah dan tenaga kesehatan, tetapi juga melibatkan peran aktif masyarakat.

Tantangan utama dalam penanganan TBC tidak hanya terletak pada aspek medis, tapi juga sosial. Stigma yang masih melekat pada penderita TBC menjadi hambatan signifikan. Banyak pasien merasa malu atau takut dikucilkan oleh masyarakat sehingga enggan mencari pengobatan. Akibatnya, jika tidak diobati dengan baik, penyakit ini dapat menular lebih luas dan menjadi semakin sulit dikendalikan. "Yang penting adalah memastikan pasien mendapatkan perawatan yang sesuai, serta memberikan mereka dukungan moral agar bisa sembuh," imbau Yudhi.

Menghilangkan stigma terhadap pasien TBC menjadi langkah esensial dalam upaya pengendalian penyakit ini. Semua pihak, baik dari sektor pemerintah, swasta, maupun masyarakat umum, perlu bekerja sama mengatasi stigma ini. Kesalahpahaman bahwa TBC adalah penyakit kutukan atau sesuatu yang harus ditakuti secara berlebihan harus diluruskan, sehingga lebih banyak penderita berani terbuka dan mendapatkan pengobatan.

Kampanye GIATKAN dan berbagai program yang diluncurkan oleh Kemenkes RI menunjukkan komitmen kuat Pemerintah Indonesia dalam melawan TBC. Peningkatan penemuan kasus aktif, optimalisasi pengobatan, dan edukasi masyarakat merupakan komponen integral dari strategi ini. Kesadaran dan partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci dalam mewujudkan mimpi eliminasi TBC di Indonesia.

Dengan dukungan serta keterlibatan dari semua kalangan, eliminasi TBC pada tahun 2030 bukanlah sebuah hal yang mustahil. Diharapkan, melalui pendekatan menyeluruh ini, angka kematian dan penyebaran TBC dapat ditekan secara signifikan, serta kualitas hidup masyarakat Indonesia secara keseluruhan dapat meningkat. Kampanye ini, selain menjadi tugas kesehatan masyarakat, juga menjadi gerakan nasional yang memerlukan perhatian serta tindakan nyata dari setiap individu di negeri ini.

Zahra Kurniawati

Zahra Kurniawati

variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.

Rekomendasi

Berita Lainnya

Daftar Harga HP Realme Terbaru Lengkap Semua Seri Populer

Daftar Harga HP Realme Terbaru Lengkap Semua Seri Populer

Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin

Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin

Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League

Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League

Real Madrid Kalahkan Sociedad, Jaga Rekor Sempurna di LaLiga

Real Madrid Kalahkan Sociedad, Jaga Rekor Sempurna di LaLiga

Barcelona vs Valencia LaLiga, Jadwal Tayang dan Live Streaming

Barcelona vs Valencia LaLiga, Jadwal Tayang dan Live Streaming