
JAKARTA - Kabar menggembirakan datang bagi pemilik kendaraan di Indonesia. Mulai 4 Agustus 2025, harga bahan bakar minyak (BBM) non-subsidi di seluruh SPBU mengalami penurunan. Langkah ini disambut positif masyarakat karena memberi sedikit kelonggaran terhadap biaya transportasi di tengah kondisi ekonomi yang masih tertekan inflasi energi global.
Penyesuaian harga berlaku serentak di seluruh SPBU, baik Pertamina, Shell, BP, maupun Vivo. Untuk BBM jenis Pertamax, harga terbaru berada di kisaran Rp12.200 per liter, turun dari harga bulan sebelumnya yang lebih tinggi. Meski demikian, konsumen solar non-subsidi harus tetap waspada karena harga Dexlite dan Pertamina Dex justru naik di beberapa wilayah.
Harga Terbaru BBM di SPBU Indonesia
Baca Juga
Perubahan harga ini berdampak pada hampir seluruh produk BBM non-subsidi. Penurunan terutama terjadi pada jenis bensin, sedangkan untuk solar non-subsidi ada sedikit kenaikan. Rincian harga rata-rata yang berlaku mulai awal Agustus adalah sebagai berikut:
Pertamax (RON 92): sekitar Rp12.200/liter, turun signifikan dibanding bulan Juli.
Pertamax Turbo (RON 98): turun Rp250–300/liter.
Dexlite dan Pertamina Dex: mengalami kenaikan ringan di beberapa wilayah.
Kebijakan ini berlaku di seluruh jaringan SPBU nasional. Penurunan harga bensin non-subsidi direspons positif oleh konsumen, karena berpotensi menekan biaya perjalanan harian dan operasional kendaraan pribadi. Sementara itu, kenaikan harga solar non-subsidi memberi tantangan tersendiri bagi sektor logistik dan transportasi barang yang bergantung pada bahan bakar ini.
Dampak Ekonomi dan Konsumsi Rumah Tangga
Turunnya harga BBM non-subsidi seperti Pertamax dan Pertamax Turbo memberikan efek langsung terhadap pengeluaran rumah tangga. Para pengguna kendaraan pribadi kini bisa sedikit mengurangi biaya bulanan untuk transportasi.
Namun, di sisi lain, kenaikan solar non-subsidi menjadi beban tambahan bagi angkutan logistik, yang secara tidak langsung dapat memengaruhi biaya distribusi barang kebutuhan pokok. Efek berantai ini bisa memicu potensi kenaikan harga di tingkat konsumen, terutama jika harga solar tetap tinggi dalam jangka waktu lama.
Secara makroekonomi, langkah penyesuaian harga BBM ini mencerminkan respons pemerintah dan perusahaan energi nasional terhadap dinamika harga minyak global yang fluktuatif. Dengan strategi ini, pasar energi domestik diharapkan tetap kompetitif sekaligus stabil.
Penurunan harga BBM non-subsidi sejak 4 Agustus 2025 menjadi angin segar bagi konsumen, terutama pengguna kendaraan berbahan bakar bensin. Meskipun demikian, tantangan masih ada bagi sektor logistik akibat kenaikan harga solar non-subsidi. Situasi ini menegaskan bahwa kebijakan penyesuaian harga energi di Indonesia tetap harus adaptif terhadap gejolak pasar internasional dan kebutuhan dalam negeri.

Nathasya Zallianty
variaenergi.com adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Premier League : Strategi Lemparan ke Dalam Brentford Bikin Chelsea Kehilangan Poin
- Minggu, 14 September 2025
Arsenal Dominan Atasi Nottingham Forest, Puncaki Klasemen Premier League
- Minggu, 14 September 2025
Terpopuler
1.
OPPO Pad 5 Tawarkan Layar 3K dan Dimensity 9400+
- 14 September 2025
2.
Xiaomi 15T Pro Hadir dengan Kamera Periscope 5x
- 14 September 2025
3.
Harga HP Xiaomi September 2025 Terbaru, Redmi 15R Rilis
- 14 September 2025
4.
Nokia Luncurkan Mission-Safe Phone, Smartphone Taktis Militer
- 14 September 2025
5.
Review Nokia 7.1 Bekas RAM 4GB: Desain Premium, Harga Masih Realistis
- 14 September 2025